HAPPY READDING!
Melihat dua temannya yang sedang asik pada ponselnya, terlintas pikiran untuk mengajak mereka melakukan sesuatu.
"Adrissa! Silla! Lo berdua mau ikut gak?" Tanya Clara pada dua temannya.
"Kemana?"
"Gue mau nyulik seseorang, ikut?" Tanya Clara antusias.
"Siapa? Kesya? Gak deh, pawangnya banyak." Jawab Crisilla lalu kembali fokus pada ponselnya.
"Bukan Kesyaa."
"Terus siapa? Aldo?"
"Bukan, coba tebak."
"Au ah, pokoknya gue gak ikut! Lo aja sendiri, gue gak mau kena kasus." Balas Adrissa yang disetujui Crisilla.
"Yaudahh."
~♥~
"Rencana kita mulai dari sekarang!" Titah pria bertopi itu pada lelaki di depannya. Melihat tak ada respon dari orang di hadapannya, membuatnya mengernyit heran.
"Kenapa kamu diam? Ohh sudah serius perasaanmu?" Tanyanya to the point.
Lelaki di hadapannya ini seketika gugup akan menjawab apa. Semua yang dilakukannya tak sesuai rencana awal. Semuanya kacau karena tumbuh benih keseriusan.
"S-saya ragu untuk menyakitinya, dia yang mampu membuat saya bertahan sampai sekarang. Dia ya__."
"CUKUP! Sudah saya peringatkan kamu dari awal, jangan menaruh hati pada musuhmu sendiri. Dulu kamu bilang iya, sekarang kamu malah menentang dan bertolak belakang dengan saya? Munafik!" Marahnya.
Ia sungguh kesal jika sudah seperti ini. Dimana langkah-langkah terakhir untuk mewujudkan hal yang ia impikan dari dulu, bisa hancur karena satu oknum yang berkhianat padanya. Tidak, walaupun ada satu perusak, apa yang ia inginkan harus terwujud bagaimanapun caranya.
"Gimana kalau kita pilih damai? Dendam akan terus berlanjut sampai salah satu di antara Anda dan Kesya tiada." Lelaki itu mencoba untuk melupakan tujuan awalnya untuk menghancurkan Kesya.
"Cih, saya tidak akan pernah sudi berdamai dengan dia! Kamu, turuti apa yang saya perintahkan. Kamu tahukan apa akibatnya jika kamu berani menentang saya?" Lelaki itu hanya mengangguk pasrah. Apakah hatinya siap untuk melakukan itu semua? Ntahlah.
~♥~
Hari ini Kesya sudah kembali ke sekolah seperti biasa walau masih dengan hati yang kacau dan juga kondisinya yang belum terlalu fit untuk beraktivitas. Rean juga menyuruhnya istirahat untuk beberapa hari lagi, tapi bukan Kesya namanya kalau tak membantah apa yang dilarang.
Kesya datang seperti biasa, dengan menggunakan jaket hitam kulit, helm full face, dan juga motor kesayangannya. Disaat ia berjalan menyusuri lorong menuju kelasnya, banyak tatapan sinis dan bisik-bisik dari murid-murid di sana yang tertuju padanya. Kesya menduga ini akibat dari foto yang ditempel di mading waktu itu. Tak apa, Kesya juga tidak memperdulikan hal itu, lagian itu juga tidak benar kan.
Sesampainya di kelas, Kesya langsung disambut dengan senyum manis Aldo yang membuat hatinya jedag jedug. Walaupun begitu, ia mampu menutupi ekspresi saltingnya.
"Yahh yahh si jalang sekolah!" Sindir Gryson.
"Setan! Diem lo! Masih pagi Son, jangan pancing emosi gue." Ucap Aldo penuh penekanan.
"Pagi sayangg, udah makan belum?"
"Udah."
"Aku belum karena belum di suruh makan sama ayang." Katanya sok memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is Mafia (END)
Teen FictionSEBELUM BACA... ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW DULU YA PLAGIAT JAUH-JAUHH HUSS Seorang gadis lugu dan polos yang menjadi korban bullying di sekolahnya hingga keluarganya tewas dibunuh oleh orang yang sangat sangat ia kenal dan membuat rasa kebencian muncul...