MGIM-40

675 30 0
                                    

Gue up lagi nih
HAPPY READDING ALL!

Pukul 06.30, anggota inti _Death Bloods_ sudah tiba di sekolah atas perintah Kesya. Alasannya Kesya ingin mereka memantau sekolah agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Padahal tujuannya, ia ingin mendapatkan kabar tentang Aldo dan bagaimana dia sekarang. Karena selama di Itali mereka sama sekali tidak saling menghubungi.

Ketika memasuki kelas, tatapan aneh muncul dari rombongan kadal jantan. Terlebih Aldo, ia ingin marah pada Nathan tapi ia tidak ada masalah dengannya. Aldo curiga saja kalau Nathan dan Kesya berhubungan seperti apa yang diberitakan sebelumnya.

"Kesya mana?" Tanya Aldo yang datang menghampiri Nathan ke tempat duduknya.

"Dia lagi berduka."

"Siapa yang meninggal?'

"Ayahnya." Balas Nathan singkat lagi.

Aldo sedikit bingung dengan ucapan Nathan. Ayah? Bukannya Kesya sudah tidak punya siapa-siapa lagi?

"Ralat, maksud gue Ayah angkatnya." Kata Nathan membenarkan ucapannya.

Pikiran negatif mulai muncul dalam kepala Aldo, kenapa Nathan tahu Kesya punya Ayah angkat? Sedekat apa sih hubungan mereka sampai Nathan tahu segalanya tentang Kesya.

"Sejak kapan Kesya punya Ayah angkat?"

Nathan menatap remeh Aldo lalu tersenyum miring.

"Lo itu sebenernya siapa sih? Pacarnya Kesya apa bukan? Masa Kesya punya Ayah angkat aja gak tahu." Sindir Nathan dengan tampang mengjengkelkannya.

"Kesya gak pernah cerita makannya gue gak tahu!" Jawab Aldo kesal.

"Harusnya lo sebagai pacarnya bisa lebih tahu dan lebih peka dibandingin orang yang bukan siapa-siapanya. Walau Kesya gak ngasih tahu lo, seenggaknya lo cari tahu!" Balas Nathan penuh penekanan lalu melenggang pergi ke luar kelas.

Aldo sangat tertampar dengan perkataan Nathan tadi. Memang seharusnya dia yang lebih tahu dengan Kesya, bukan orang lain. Sepertinya, ia harus berubah untuk kedepannya.

Tapi tunggu, ia baru ingat sesuatu. Ia ingat waktu itu ia pernah menolong seorang Ibu dan Anak yang pernah ditabraknya dulu, yang suaminya sedang berada di rumah sakit. Apa mungkin orang itu yang jadi Ayah angkatnya?

"Kenapa bro?" Tanya Alan.

"Ayah angkat Kesya meninggal, dan gue gak tahu apa-apa tentang masalah ini. Gue gak bisa ngebayangin gimana terpukulnya Kesya sekarang. Harusnya gue ada di samping dia, nemenin dia, hibur dia. Tapi, gue malah mikir yang enggak-enggak tentang dia. Gue ngerasa bersalah banget Lan." Cerita Aldo dengan raut wajah menyesal dan murung.

"Lo gak perlu ngerasa bersalah gitu, gue yakin Kesya pasti baik-baik aja. Dia itu cewek yang kuat, nanti pulang sekolah kita ke rumah Kesya." Saran Alan, yaa daripada diem aja denger berita duka lebih baik ngelayat aja ke tempatnya langsung.

"Gue gak ikut, males." Sahut Gryson tiba-tiba membuat Aldo dan Alan menoleh.

"Mana rasa kemanusiaan lo?!" Tegur Alan.

"Gak usah bahas rasa kemanusiaan! Gue males aja ke rumah jalang kek dia." Jawab Gryson santai walau dia sudah melihat perubahan wajah Aldo padanya.

BUGHH!

"JANGAN PERNAH BILANG CEWEK GUE JALANG! LO GAK TAHU APA-APA TENTANG DIA! JADI, GAK USAH LO JELEK-JELEKIN DIA PAKE MULUT SAMPAH LO INI!"

BUGHH!

Aldo memukul sudut bibir Gryson lagi hingga darah yang keluar semakin banyak. Aldo tak terima kalau Kesya dihina seperti itu, padahal kan belum tentu itu Kesya.

My Girlfriend Is Mafia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang