MGIM-2

3.9K 156 6
                                    

Happy ridding

'Jangan melihat orang hanya dari kecerdasan saja. Karena belum tentu kecerdasan menjamin perilakunya baik.' -Leona.

Karena kejadian kemarin, Leona melaporkan perbuatan Clara dan teman-temannya kepada Bu Silvi sang guru BK. Bu Silvi pun melaporkan kejadian ini kepada Pak Marcel sang kepala sekolah. Dan mereka sepakat akan membawa mereka ke hadapan Pak Marcel.

Kini mereka bertiga termasuk Leona sedang berada di ruang kepala sekolah. Bu Silvi dan Pak Marcel menatap mereka dengan tatapan amarah sekaligus kecewa.

Apalagi Clara, mereka tak menyangka Clara bisa melakukan hal yang sangat tidak terpuji seperti itu. Pasalnya Clara itu murid yang cukup berprestasi di sekolah ini.

"Apa alasan kalian membully Kesya?" Tanya Bu Silvi yang sedang menahan amarah.

"Gak apa-apa Bu cuma pengen doang." Jawab Clara santai. Emosi Bu Silvi semakin memuncak ketika mendengar penuturan muridnya ini.

"Alasan macam apa itu? Tidak mungkin selama 3 tahun kamu selalu membully Kesya dan alasan kamu 'hanya ingin'. Kamu harus ingat Clara, sebentar lagi kamu akan melaksanakan ujian kelulusan dan setelah itu kamu bakal lulus. Lalu melanjutkan pendidikan di bangku SMA. Kamu juga termasuk salah satu siswa berprestasi di sekolah ini, sehatusnya kamu bisa menjaga nama baik kamu dengan menjaga tingkah laku kamu di sini."

"Jangan melihat orang hanya dari kecerdasannya saja, karena kecerdasan belum tentu menjamin perilakunya baik." Sindir Kesya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Clara.

Bu Silvi dan Pak Marcel hanya mengangguk setuju mendengar perkataan Leona.

"Kalian mau Bapak luluskan sebelum hari kelulusan? Kalau mau Bapak bisa melakukannya sekarang." Ucap Pak Marcel. Clara dan teman-temannya langsung melotot melihat satu sama lain. Mereka tidak mau dikeluarkan sebelum hari kelulusan tiba.

"Nggak Pak Bu, kita nggak mau. Kita janji gak bakal gangguin Kesya lagi." Ucap Adrissa sambil mengacungkan 2 jarinya.

Leona, Pak Marcel, dan Bu Silvi saling tatap sampai Bu Silvi membuka suara.
"Baik, Ibu pegang janji kalian. Tapi ingat jika kalian ketahuan membully Kesya sekali lagi, jangan harap kalian bisa lulus di hari kelulusan."

"I-iya Bu." Gugup Crisilla. Ia sebenarnya takut jika sudah masuk ruang BK, ia takut jika harus memanggil orang tua. Tapi untungnya Bu Silvi tidak memanggil orang tua dan itu membuat Crisilla bisa bernapas lega.

"Kami tidak menyangka kalian bisa melakukan hal seperti ini. Kami kira kalian itu anak baik-baik. Jujur, kami kecewa." Ujar Pak Marcel sembari mengeluarkan 3 amplop yang berisikan surat panggilan orang tua.

Clara, Crisilla langsung terfokus pada amplop yang dikeluarkan Pak Marcel. Mereka yakin itu bukan amplop biasa melainkan amplop yang menjadi awal kemurkaan orang tua mereka.

"Ternyata dugaan gue salah, kirain cuma gue yang dipanggil eh bonyok gue juga ikut dipanggil. Huftt mampus gue." Batin Crisilla. Mereka bertiga masih terpaku pada amplop itu sampai suara bariton Pak Marcel memecah fokus mereka.

"Berikan ini pada orang tua kalian." Ucap Pak Marcel sekali lagi sambil menyerahkan amplop itu pada mereka.

"Yah Pak jangan dong nanti kita bisa kena marah." Jujur Adrissa.

My Girlfriend Is Mafia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang