Semoga kalian suka ya sama ceritanya karena ini cerita pertama gue:)
Maap kalo ada typo yah hehe
Seorang gadis yang terduduk lemah di taman belakang sekolah tak berdaya dengan baju yang basah dan bau amis yang menyengat membuat siapa saja akan jijik jika berada di dekatnya.
Bagaimana tidak, ia dilempari telur busuk oleh geng yang merasa paling berkuasa di sekolah. Siapa lagi kalau bukan The Queen. The Queen adalah julukan mereka dari warga SMP Pertiwi kepada mereka yang hobinya hanya membully siswa atau sisiwi yang lemah. Mereka hanya bertiga namun tak ada yang berani melawan mereka. Clara, Crisilla, dan Adrissa mereka adalah anggota The Queen.
Masih SMP udah sadis gini apalagi SMA ya-Author.
Ia hanya bisa menagis di atas penderitaannya, tidak ada yang tahu dan tidak ada yang peduli ia berada di sini. Di taman yang jarang sekali dikunjungi di sinilah ia berada, jika ada yang ke sini itupun untuk berkelahi atau merokok. Apalagi bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, pasti keadaan sekolah sudah sangat sepi.
Ingin sekali rasanya membalas perbuatan mereka pada dirinya tapi apalah daya, ia tak mampu melawan mereka semua. Apalagi dengan badan kecil dan tak bertenaga sedikitpun. Miris sekali.
Lagi-lagi ia hanya bisa menangis sambil memeluk lututnya hingga terdengar suara teriakan gadis yang sangat ia kenali. Namun ia tak ingin menjawab panggilan gadis yang memanggil namanya itu
"Kesyaa!"
"Kesya!"
"Kesyaaa!" Teriak gadis itu berulang kali, tapi tetap tidak ada jawaban dari pemilik nama tersebut."Sya lo dimana? Gue khawatir sama lo, Sya please jangan gini." Gumam gadis tersebut sambil menitikkan air mata dan mencoba menelponnya berulang kali tapi sayang, nomornya tidak aktif. Di tengah kepanikannya ia mendengar suara isakan yang ia yakini itu suara sahabatnya. Berlari secepat mungkin sambil mencari sumber suara itu.
Dan betapa terkejutnya dia melihat orang yang paling ia sayang sedang dalam kondisi yang seperti ini. Ia tahu ini ulah siapa. Rahangnya seketika mengeras, tangannya mengepal sampai menampakkan tulang-tulangnya. Namun, ia berusaha menahan emosinya dan segera menolong sahabatnya.
"Ya ampun Sya. Kok lo bisa kek gini sihh? Pasti si Clara nyakitin lo lagi kan. Lo kenapa gak nelpon gue? Kalo lo nelpon gue pasti gue bisa bantuin lo." Ucap gadis itu sembari membantu sahabatnya bangun dari duduknya tanpa merasa jijik dengan bau dan cairan yang menempel di tangannya.
"Ke-Kesya ng-nggak mau ngerepotin Le-Leona." Balas Kesya terbata-bata di tengah isak tangisnya.
"Hei lihat gue, gue udah anggep lo kayak saudara gue sendiri Sya. Lo nggak pernah ngerepotin gue sama sekali. Malah gue sedih kalo nggak bisa bantuin lo. Gue ngerasa bersalah kalo gak bisa jagain lo, gue berasa gak cocok jadi sahabat lo." Lirih Leona sembari menghapus air mata yang mengalir di pipi Kesya.
"Ihh kok Leona ngomongnya gitu sihh. Leona itu udah jadi sahabat terbaik Kesya, jadi Leona gak perlu ngerasa bersalah gitu. Lagian ini salah Kesya juga yang gak mau nurutin perintah mereka."
Seketika ekspresi Leona berubah drastis, yang tadinya menatap Kesya penuh kelembutan. Kini menatap ke arah lain dengan wajah penuh amarah.
"Leona kenapa? Apa Kesya salah ngomong ya?" Tanya Kesya. Leona pun langsung mengembalikan ekspresi marahnya menjadi lembut lagi ketika melihat Kesya.
"Nggak Sya lo nggak salah ngomong kok. Gue cuma marah karena ada orang yang bikin sahabat gue jadi kek gini. Dan lo Sya, harusnya lo nggak perlu nurutin perintah mereka karena lo bukan babu mereka. Lo harusnya lawan mereka."
"Kesya nggak berani ngelawan mereka Kesya nggak kuat. Dan Ke__." Belum selesai Kesya berbicara, seketika pusing menyerangnya. Dunia seakan berputar dan akhirnya Kesya pingsan dan jatuh ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is Mafia (END)
Teen FictionSEBELUM BACA... ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW DULU YA PLAGIAT JAUH-JAUHH HUSS Seorang gadis lugu dan polos yang menjadi korban bullying di sekolahnya hingga keluarganya tewas dibunuh oleh orang yang sangat sangat ia kenal dan membuat rasa kebencian muncul...