MGIM-49

615 28 2
                                    

HAPYY READDING!


"Serang!" Seru Kesya.

Dan terjadilah pertarungan antara anggota Death Bloods dengan anak buah Hassel. Pertarungan menggunakan senjata yang memakan banyak korban dari pihak musuh.

Kesya dengan kelihaiannya sudah berhasil membunuh belasan orang dengan belatinya. Sengaja ia menggunakan belati supaya nanti di saat ia melawan Hassel di dalam, peluru pistolnya belum ada yang berkurang.

Lagipula, menurutnya melumpuhkan anak buah Hassel cukup mudah. Dalam jumlah, memang anak buah Hassel yang lebih banyak. Tapi kekuatannya tak seberapa dibanding Death Bloods.

Di peperangan ini, anggota Death Bloods hanya mengalami luka-luka. Sukurlah belum ada satu pun dari mereka yang tewas.

Merasa anggotanya bisa menangani musuhnya, Kesya mengajak inti dan sebagian anggota Death Bloods serta sahabat Aldo untuk melanjutkan perjalanan. Terlalu buang-buang waktu untuk menghadapi mereka yang tenaga dan kekuatannya tak seberapa.

"Lo semua gak apa-apa kan?" Tanya Kesya pada Alan dan yang lainnya.

"Kita oke kok, lo gimana? Soalnya gue lihat lo yang paling diincer sama mereka." Ucap Gryson.

"Aman, easy." Kekeh Kesya sedikit menyombongkan diri.

"Dih songong." Tukas Firly geleng-geleng kepala plus wajah julidnya. Sedangkan Kesya hanya tertawa ringan melihat ekspresi Firly, ya walaupun apa yang dikatakan Kesya itu benar adanya.

"Gue yakin, anak buah Hassel yang akan kita hadapi nanti pasti lebih kuat. Dia gak mungkin milih yang lemah buat lawan kita. Taulah Hassel kek gimana orangnya." Kata Kesya pada semuanya.

Semuanya mengangguk paham atas apa yang disampaikan Kesya.

"Itu tempatnya Sya." Ucap Alexa setelah mereka melihat bangunan tua yang cukup besar dihiasi dengan pepohonan taman di halaman depannya, banyak juga bodyguard yang menjaga di depan pintu utama bangunan itu. Tempat ini bisa dijadikan untuk tempat penenang ya karena suasananya yang lumayan bikin adem, walau ada sisi seramnya.

"Kalian semua masuk duluan, buat mereka sibuk sama kalian. Setelah itu kami akan ke dalam untuk memulai semuanya." Titah Nathan pada anggota Death Bloods yang dibalas anggukan mereka.

"Siap?" Tanya Kesya. Lagi, hanya bisa dibalas anggukan oleh semuanya.

"Guys, kalo gue mati maafin gue ya kalo ada salah." Ucap Juan tiba-tiba dengan wajah cemas.

Seketika ia menjadi pusat perhatian.

"Apa sih lo?! Gak ada yang boleh mati di antara kita semua. Kita bisa keluar sama-sama dari sini! Ngerti lo?!" Sambar Alan yang tak suka mendegar ucapan Juan.

Harapannya sama seperti Kesya, tak ada salag satu dari mereka yang tewas akibat acara pembalasan dendam ini.

"Maut di tangan Tuhan Lan, kalo udah ajalnya lo juga gak bisa maksa." Sahut Gryson.

"Gue tahu! Tapi kita semua harus tetep usaha buat hidup."

"Iy_."

"Udah! Kapan masuknya kalo lo debat terus?" Sentak Kesya geram. Yang lain diam membenarkan.

"Masuk." Titah Kesya dengan mengode anggotanya dengan tangan.

DOR!

DOR!

DOR!

BRUKK!

DOR!

Srett..

My Girlfriend Is Mafia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang