Hari ini adalah hari terakhir dimana para murid melaksanan ujian kelulusan. Mereka berharap bisa lulus dengan nilai terbaik dan bisa menuju sekolah favoritenya.
"Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perhatian ananda semua, nanti sebelum pulang kita kumpul dulu di lapangan karena Ibu ingin membicarakan tentang persiapan acara perpisahan. Jadi Ibu minta kalian berkumpul setelah selesai ujian. Atas perhatiannya Bapak ucapkan terima kasih. Wasalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Peringat Bu Nindy melalui mic.
Mereka yang mendengar pengumuman Bu Nindy langsung bersorak sorai bahkan ada yang memukul-mukul meja membuat pengawas ujian geleng kepala karena merasa dianggap tidak ada di ruangan ini.
"Sudah sudah sssttt ujian kita mulai." Titah seorang pengawas yang mengawas di ruangan Kesya.
"Yah Buuu baru kita seneng juga." Protes Rama si ketua kelas.
"Iya kita kan mau adain konser dadakan dulu Buu." Celetuk Farel yang disetujui dengan anggukan dari para mutid yang ada di ruangan ini.
"Konser dadakannya nanti saja setelah selesai ujian. Sekarang kita ujian dulu, lewati satu langkah lagi baru kalian bisa konser."
"Saya maunya sekarang Bu." Bantah Farel, pengawas tersebut menatap Crisilla tajam.
"Ohh kamu mau sekarang? Yaudah nih bawa kertas ujian kamu keluar."
"Ehehe gak jadi deh Bu." Jawab Farel yang cengar-cengir kuda.
"Emang semau itu kamu pergi dari sekolah ini? Gak sayang apa kamu sama sekolah ini?" Tanya pengawas itu.
"Saya sayang banget kok sama sekolah ini. Tapi saya lebih sayang sama jodoh saya di masa depan, kalo saya di sini terus gimana mau cari jodoh Bu."
"Belajar dulu yang bener baru mikirin jodoh." Ingat si pengawas sambil membagikan lembaran soal ke atas meja masing-masing.
"Jelas dong Bu biar saya pinter kan kasihan calon saya kalo punya suami bego." Adrissa yang duduk di belakang Farel langsung menoyor kepala Farel dari belakang.
"Napa sih sewot ae lo Sukinem." Kesal Farel sambil memegangi kepala belakangnya.
"Gaje bat sih lo."
"Yeeuu gaje gini lo juga kesemsem sama gue. Tapi sorry ya sorry bangett gue itu terlalu tamvan buat lo yang kentank." Pede Farel sambil memainkan rambutnya ke belakang.
Adrissa memang menyukai Farel tapi sayang Farelnya nggak. Melihat Farel memainkan rambutnya membuat jantung Adrissa jedag-jedug. Tapi mendengar perkataan Farel tadi Adrissa sadar bahwa dia hanya bisa menyukai tanpa memiliki.
"Sok ganteng bat sih lo Rel. Kasihan tuh anak orang lo gituin ntar mewek baru tahu lo." Teriak Crisilla.
"Mau nangis lo? Cup cup cup, sini babang peluk." Tawar Farel merentangkan tangannya hendak memeluk Adrissa.
"Jangan php sakit tau di phpin." Celetuk Adrissa.
"Nggak, ini bukan php kok." Balas Farel serius dan kembali merentangkan tangannya. Yang diperlakukan seperti itu melongo mendengar perkataan orang yang disukainya.
"Ehh gila dia mau peluk gue. Kalo jantung gue gak ketolong gara-gara dia peluk gimana dong. Au ah bodo." Racau Adrissa dalam hati.
Tapi sebelum hal itu terjadi, pengawas itu langsung menarik telinga Farel membuat Farel mengaduh kesakitan.
"Aww aww sakit Bu jangan ditarik dong telinga saya ntar melar terus putus gimana." Celoteh Farel.
"Biarin putus nanti Ibu ganti sama kuping gajah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is Mafia (END)
Teen FictionSEBELUM BACA... ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW DULU YA PLAGIAT JAUH-JAUHH HUSS Seorang gadis lugu dan polos yang menjadi korban bullying di sekolahnya hingga keluarganya tewas dibunuh oleh orang yang sangat sangat ia kenal dan membuat rasa kebencian muncul...