MGIM-47

596 27 3
                                    

HAPPY READDING!

"Ketemu!" Pekik Alexa senang ketika berhasil menemukan keberadaan markas Hassel.

Kesya pun menghampiri Alexa dan melihat layar komputer.

"Letaknya lumayan jauh dari pusat kota, markasnya ada di dalam hutan belantara yang kata orang-orang sekitar sana itu hutan terlarang. Markasnya juga dijaga cukup ketat." Jelas Alexa.

"Hutan terlarang?" Tanya Lucy bingung.

"Iya, bagi siapapun yang masuk ke hutan itu, kecil kemungkinan buat selamat. Karena bentuk dalam hutan itu kek labirin dan banyak binatang buas yang bisa aja dateng tiba-tiba."

Yang lain mengangguk paham atas penjelasan yang diberikan Alexa.

"Waktu di situ, kita harus bikin penanda supaya kita bisa keluar dari sana. Dan kita juga harus pake alat pendeteksi lokasi di badan kita masing-masing." Ucap Kesya serius. Ia harus mempersiapkan ini matang-matang.

"Nanti gue bakal siapin alat-alat yang kita butuhin." Balas Alexa yakin.

"Apa perlu kita minta bantuan sama mantan leader dulu?" Tawar Nathan karena merasa ini cukup berbahaya.

"No!" Bantah Kesya penuh penekanan.

"Tapi Sya, gue rasa penyerangan ini cukup bahaya."

"Sebahaya apapun itu, gue bakal lewatin. Kalo lo gak yakin, mundur aja."

"Bukan gitu maksud gue Sya."

"Yayaya terserah lo. Intinya gue gak mau mantan leader ikut keseret dalam masalah gue. Gue juga berharap, sebelum kita nyerang, gak ada yang celaka salah satu dari kita atau orang terdekat gue." Ucap Kesya lirih.

"Semoga aja."

"Kalo gitu, kita bisa mulai latihan sekarang." Ucap Firly yang disetujui semuanya.

"Sebelum itu, gue mau lo kumpulin seluruh anggota Death Bloods di aula."

~~

Seluruh anggota Death Bloods sudah berkumpul rapi di hadapan sang leader. Semua hening ingin mendengar leader mereka berbicara.

"Di sini saya akan mengumumkan kepada kalian semua. Bahwa besok, kita akan menyerang pembunuh yang pasti kalian sudah tahu dia siapa."

Rean dan David sudah memberitahu seluruh anggota Death Bloods tentang seluk beluk hidup Kesya. Maka dari itu mereka tak heran lagi siapa yang dimaksud Kesya.

"Hari ini kita akan latihan kekuatan fisik dan senjata supaya kalian lebih siap untuk penyerangan. Setelah latihan, saya akan memberitahukan kepada kalian strategi yang suah disiapkan." Semua anggota Death Bloods mengangguk paham akan apa yang disampaikan Kesya.

"Mengerti?" Tanya Kesya dengan nada menyeramkan.

"Siap mengerti Queen!"

"Misi ini adalah misi terakhir saya, jadi saya harap.. ini berhasil." Ucapnya sembari menghembuskan napas.

"Kami akan berusaha semampu kami Queen." Balas salah satu dari mereka.

"Terima kasih." Jawabnya tersenyum hangat. Senyuman yang mampu membuat para kaum adam terkesima melihatnya.

~♥~

"Dad! Gara-gara si brengsek itu leher aku jadi sakit-sakit gini!" Celoteh Clara pada Hassel.

"Kamu tenang sayang, dia akan dapatkan hukuman yang setimpal karena sudah berani melawan dan menyakiti kamu."

"Kalo perlu, secepetnya bunuh dia!"

My Girlfriend Is Mafia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang