Happy readding
Dan semoga suka sama partnya♡
Sesudah diwawancarai oleh polisi di kantor, Kesya permisi untuk pergi ke toilet sebentar. Dan ketika berjalan menuju toilet ia berpapasan oleh seorang tahanan yang baru dibebaskan dari sel.
Pria itu menatap Kesya penuh selidik membuat Kesya mengernyitkan dahinya heran sekaligus takut.
'Ngapain nih orang kok liat Kesya gitu banget. Apa ada yang salah sama Kesya.' Batin Kesya.
Dengan perasaan yang bercampur aduk Kesya melenggang pergi meninggalkan tahanan itu.
Eh bukan tahanan, mantan tahanan maksudnya wkwk.Di toilet Kesya membasuh mukanya dan melihat dirinya di kaca. Kesya baru sadar kalau matanya sudah sembab akibat menangis. Kesya merasa iba dengan dirinya sendiri, ia berpikir kenapa hidupnya seperti ini? Kenapa ia tidak bisa seperti anak lainnya yang terlihat seperti tak ada beban yang dipikul.
Dengan menghembuskan napas kasar dan sedikit tersenyum Kesya keluar dari toilet. Dan syukurlah tahanan tadi sudah tidak ada.
"Baiklah kami permisi Pak semoga pelaku bisa secepatnya ditangkap." Ujar Doni sembari menjabat tangan polisi.
"Baik Pak."
Setelah itu mereka pergi dari kantor tetapi tiba-tiba Doni menerima telpon dari sekretarisnya agar segera ke kantor karena ada meeting dadakan. Doni meminta maaf pada Kesya karena tidak bisa mengantarnya pulang dan berakhirlah Kesya dengan jalan kaki.
Kesya punya uang untuk naik taxi tapi entah kenapa, kini ia ingin berjalan padahal jarak dari kantor polisi ke rumah Doni cukup jauh.
Rumah Doni? Ya, sekarang Kesya memang tinggal di rumah Doni dan Mawar karena mereka tak ingin kejadian serupa terulang kembali dan rumah Steffan masih dibatasi oleh garis polisi.
Di jalan Kesya merasa ada yang sedang mengikutinya namun saat dilihat ke belakang tak ada siapapun dan ia memilih acuh saja karena bisa jadi ini hanya perasaannya. Tapi saat hendak berjalan kembali ada sosok pria yang sudah cukup berumur, tinggi, dan badan yang kekar, tak lupa dengan topi, kaca mata, serta masker yang membuat aura penjahat semakin ketara.
Kesya sangat terkejut melihat pria yang dihadapannya ini. Ingin lari atau teriak Kesya bisa saja tapi entah kenapa semuanya seperti tidak bisa digerakkan. Lidahnya kelu untuk berbicara apalagi teriak.
Pria dihadapan Kesya yang melihat mata Kesya membulat ketakutan memilih membuka masker dan kaca matanya. Kesya terdiam sejenak melihat pria ini, wajahnya tak asing baginya tapi bertemu dimana mereka? Kesya masih memikirkannya.
"Kamu tidak perlu takut sama saya. Masih ingat saya?" Tanya pria itu masih namun Kesya masih diam membuat pria itu menjentikkan tangannya di depan muka Kesya, dan barulah Kesya berkedip.
"O-om siapa?" Gugup Kesya.
"Kan sudah saya bilang tadi, tidak perlu takut dengan saya. Masih ingat saya?" Ulang pria itu.
Mendengar perkataan pria ini Kesya berpikir keras untuk mengingat siapa pria ini. Dan Kesya baru ingat kalau pria ini adalah tahanan yang baru dibebaskan dari penjara tadi.
"Om yang di penjara tadi?"
"Iya. Saya melihat kamu tadi sangat murung, ada apa?"
"Kesya gak apa-apa kok Om." Jawab Kesya ramah.
"Ohh ini yang namanya Kesya. Cantik, baik, tapi sayang kehidupanmu tak secantik dan sebaik dirimu." Kesya tercengang mendengar penuturan pria ini.
"Om kenal Kesya? Tapi aku gak kenal sama Om."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is Mafia (END)
Teen FictionSEBELUM BACA... ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW DULU YA PLAGIAT JAUH-JAUHH HUSS Seorang gadis lugu dan polos yang menjadi korban bullying di sekolahnya hingga keluarganya tewas dibunuh oleh orang yang sangat sangat ia kenal dan membuat rasa kebencian muncul...