MGIM-46

622 30 0
                                    

HAPPY READDING!

Di ruangan yang hanya diterangi cahaya lampu yang temaram, di situlah Lion berada. Bertelanjang dada, tangan yang dirantai dan digantung ke tiang yang ada di dekatnya, dan kondisi antara sadar dan tidak sadar. Sungguh miris.

Tuk.. tuk.. tuk..

Bunyi derap langkah seseorang yang menggunakan sepatu ala kantoran dengan ujung sedikit lancip. Ia berjalan dengan gaya angkuhnya dan membawa tali cambuk.

"Bangun." Titahnya pada Lion.

Lion bisa mendengar perintahnya tapi matanya seolah sulit untuk terbuka. Akhirnya Lion hanya bisa mengeluarkan lenguhan kecil dari mulutnya.

"Bangun!"

"Mau apa lo hah?!" Tanya Lion sarkas pada pria yang tak lain adalah Hassel.

"Saya hanya ingin menyiksa kamu sebentar saja." Ucapnya dengan nada jahat kemudian tersenyum miring. Kemudian dengan santai ia berjalan dan berdiri di belakang Lion.

Tanpa menunggu persetujuan dari Lion, Hassel langsung saja mencambuk punggung Lion dengan penuh emosi.

Ctak!

"ARGHHH!"

Lion berusaha melawan rasa perih dan sakit yang menjalar di punggungnya. Baru satu kali cambuk saja sudah berbekas kemerahan di punggungnya.

Ctak!

"ARGHH! S-sakitt." Desisnya.

"Sakit? Ini akibat kamu berani melawan saya!"
Murkanya lalu kembali mencambuk Lion.

Kemudian Hassel mengeluarkan belati dari saku jasnya dan..

Jleb!

Srett..

"ARGHHH!" Belatinya menari dengan lancangnya di atas dada Lion. Membuat beberapa luka yang cukup lebar hingga mengeluarkan cairan merah pekat.

Sesakit apapun ia harus bisa menahan ini semua. Kalau Hassel sudah pergi, ia akan mencari cara untuk bisa kabur dari sini dan segera menemui Leona untuk meminta maaf.

Tapi apakah ia bisa?

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Hassel meninju wajah Lion berkali-kali tanpa jeda. Hidungnya berdarah, pelipisnya luka, sudut matanya mengeluarkan sedikit darah, dan sudut bibirnya juga. Perutnya juga ditendang Hassel membuat Lion terbatuk mengeluarkan darah dari mulutnya. Sungguh tragis kondisi Lion saat ini.

"Gimana? Sudah menyerah? Atau mau lanjut lagi?" Tanya Hassel dengan nada yang cukup menyeramkan.

Lion tak bisa mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Hassel karena ia tengah menahan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya. Ini sungguh menyiksanya.

"Jangan-jangan, nanti saja saya ulang lagi ya. Kasihan kamu. Nanti kita main lagi, hahaha." Tawa yang terdengar begitu menjengkelkan di telinga.

"A-aku gak ku-kuat Na.." Lirihnya. Matanya ingin terbuka tapi sulit, ingin menutup ia tidak mau.

~♥~

Ceklek..

Kesya masuk ke dalam ruang rawat Leona dan tersenyum hangat melihat kondisi sahabatnya baik-baik saja.

"Syaa.." Panggil Leona.

Kesya menghampiri Leona dan duduk di sebelahnya dan Leona langsung memeluk Kesya.

My Girlfriend Is Mafia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang