Happy Readding🥀
"Semua mobil untuk penjemputan Kesya dan yang lainnya sudah siap?" Tanya Rean kepada seluruh anggota Death Bloods yang tengah berbaris rapi didepannya.
"Sudah Tuan!" Seru seluruh anggota
"Di jalan nanti, jangan ada yang balapan. Tetap patuhi aturan lalu lintas, karena yang akan kalian bawa adalah pemimpin kalian sendiri yang sekarang kondisinya masih sangat-sangat lemah. Jadi jaga keselamatannya, paham?"
"Paham Tuan!!"
"Good, go now!"
Setelah mendengar instruksi dari Rean, para anggota yang ditugaskan menjemput Kesya, langsung bergegas menuju mobil masing-masing.
~♥~
Rintik-rintik hujan membasahi jalanan kota Jakarta. Banyak yang berlarian mencari tempat teduh untuk berlindung dari air yang jatuh dari awan itu, tapi tidak dengan dua remaja yang tengah tertawa dengan riangnya di bawah hujan.
Lion dan Leona lah orangnya. Lion sengaja mengajak Leona hujan-hujanan agar pikirannya sedikit ringan. Leona terus saja memikirkan Kesya, perasaannya tak enak seperti ada sesuatu yang terjadi.
Lion yang bertujuan untuk membalas dendam pada Kesya, tentu akan menghalangi Leona agar ia terlihat tidak peduli pada Kesya.
"Jadi, gimana jawaban lo Na?" Tanya Lion yang membuat perut Leona mules seketika.
"Jawaban apa?" Ia pura-pura tidak paham apa yang dimaksud Lion, padahal mah paham bangett.
"Jawaban yang pertanyaannya 'lo mau ga jadi pacar gue?'"
Leona menahan napasnya dan pandangannya dialihkan dari Lion, ia sama sekali tak bisa fokus menatapnya. Jantungnya berdetak sangat cepat jika melihat lelaki yang ada di hadapannya ini.
"Emm.. gue... g-gue mau." Ucapnya sambil malu-malu.
"Seriously?" Lion menatap Leona dalam tapi, Leona malah memalingkan wajahnya malu dan membalasnya dengan anggukan pelan.
Lion pun memeluk Leona dengan perasaan senang. Sedangkan Leona yang terkejut karena perlakuan Lion, hanya bisa terdiam bak patung tak bernyawa.
"Udah Yon, gue gak bisa napas." Tuturnya.
"Eh maaf sayang aku lancang."
'WTF! Sayang?! Gue ngefly anjim! Ngotak dikit lah!' Batin Leona yang tak mungkin ia ucapkan di depan doi barunya.
Leona menggigit kuat-kuat bibir bawah bagian dalamnya hingga mengeluarkan sedikit cairan berwarna merah yang terasa asin di lidahnya.
"Na? Kamu kenapa? Are you okay?" Tanya Lion sembari mengguncang-guncang sedikit bahu Leona agar ia tersadar dari diamnya.
Namun nihil, Leona masih tetap diam tak menggubris pertanyaan Lion.
"Hey, kamu kenapa s___."
BRUK
Tubuh Leona tiba-tiba ambruk ke tanah sampai membuat Lion kaget. Bagaimana bisa saat suasana seperti ini Leona malah pingsan?
"Leona."
"Naaa."
"Sayang bangun." Ucap Lion sambil menepuk-nepuk pelan pipi Leona.
Tak mendapat respon dari Leona, Lion pun hanya bisa uring-uringan karena menurutnya Leona ini menyusahkan.
"Lemah banget sih lo jadi cewek, baru digituin aja langsung pingsan! Jangan-jangan lo penyakitan ya? Ck, nyusahin gue aja lo." Cerocosnya sambil menyelipkan tangannya pada tengkuk dan lipata lutut Leona.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is Mafia (END)
Teen FictionSEBELUM BACA... ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW DULU YA PLAGIAT JAUH-JAUHH HUSS Seorang gadis lugu dan polos yang menjadi korban bullying di sekolahnya hingga keluarganya tewas dibunuh oleh orang yang sangat sangat ia kenal dan membuat rasa kebencian muncul...