MGIM-42

627 30 1
                                    

HAPPY READDING!

Seorang pria yang memakai hoodie hitam itu memasuki markas Death Bloods dengan sangat hati-hati. Penjagaan memang sangat ketat tapi, ia sudah membuat para penjaga di luar pingsan untuk jangka waktu yang cukup lama.

Bagaikan maling, ia jalan mengendap-endap memasuki lorong panjang yang auranya cukup mencekam.

'Suasananya lebih mencekam dari zamannya Kakek dulu ya.'

"Hassel udah mulai bergerak Sya, salah satu di antara orang terdekat lo bakal dicelakain sama dia. Penjagaan harus semakin diperketat, gue yakin dia pasti bakal nyelakain kita satu-persatu." Ucap Nathan yang terdengar oleh laki-laki itu.

'Itu bukannya suara Nathan?' Batinnya.

"WOI! SIAPA LO?!" Teriak Firly yang melihat lelaki itu.

Otomatis percakapan antara Kesya dan Nathan terhenti akibat suara teriakan Firly. Bisa saja itu mata-mata yanh di kirim Hassel kan.

Laki-laki itu pun langsung berlari berusaha meninggalkan tempat itu, namun terlambat. Orang-orang sudah banyak mengepungnya, sebentar lagi Kesya pasti datang ke sini. Bisa dipastikan kalau Kesya akan berpikiran buruk tentangnya.

"Serang dia!" Titah Kesya pada anggota Death Bloods yang mengepung pria itu.

"Tunggu! Gak perlu pake kekerasan!" Bantah si pria. Kemudian ia membuka masker dan kupluk hoodienya di hadapan Kesya dan yang lainnya.

Kesya sangat terkejut atas siapa yang ia lihat.  Alan? Apa tujuannya datang ke sini? Apa dia mata-mata?

Banyak pertanyaan-pertanyaan negatif muncul di kepala Kesya saat ini. Kalau apa yang dipikirkannya terbukti, ia tidak bisa memilih antara menghabisi Alan atau memaafkannya. Karena selama ini Alan bersikap sangat baik padanya.

BUGHH!

"Nathan!" Pekik Kesya.

"Lo ngapain di sini anjing! Lo penghianat!" Bertepatan dengan itu, Lucy dan Alexa tiba dan bingung dengan apa yang terjadi.

"Jangan gegabah dulu Than!" Sergah Kesya.

"Tapi di_."

"Biarin dia jelasin semuanya." Putus Kesya tak terbantahkan.
"Kenapa lo bisa di sini hm?" Lanjutnya.

"Jadi gini, beberapa bulan terakhir ini gue lagi selidikin lo. Terus hari ini gue ngeberaniin diri buat ngikutin lo sampe ke sini buat pastiin apa yang gue duga itu bener apa salah." Jelasnya jujur.

"Maksud lo nyelidikin gue apa?"

"Gue udah muak Sya denger Gryson maki-maki lo terus, jelek-jelekin lo terus. Dia selalu ngomporin Aldo buat putusin lo secepet mungkin. Di situ gue ngerti gimana posisi Aldo, satu sisi dia sayang sama lo dan masih mau bertahan sama lo, dan di satu sisi lagi gak mungkin dia ngorbanin persahabatan kita demi lo. Gue mau masalah di antara kita selesai Sya, gue capek berantem terus sama Gryson gara-gara masalah ini. Tujuan gue ke sini buat buktiin ke dia kalo lo bukan ja*ang kek apa yang dia kira. Gue ngeduga kalo lo anggota mafia di sini, dan foto lo digendong Nathan itu karena lo abis kena tusuk, itu bener Sya?" Jelasnya lagi panjang lebar.

Kesya yang mendengar penuturan Alan, merasa terharu. Ternyata Alan rela mempertaruhkan nyawanya untuk datang ke sini demi mencari bukti agar Gryson tak benci padanya lagi. Pacarnya, Aldo saja tidak sampai seperti ini.

"Iya, itu bener. Dan Kesya bukan anggota Death Bloods, tapi dia pemimpinnya." Balas Alexa.

Pernyataan yang membuat Alan terkejut setengah mati, jadi selama ini Kesya adalah seorang pemimpin geng mafia yang pernah dipimpin Kakeknya juga.

My Girlfriend Is Mafia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang