Saat ingin memulai membersihkan lapangan, Aldo mencekal pergelangan tangan Kesya. Namun Kesya menghempaskan cekalan Aldo begitu saja membuat Aldo semakin semangat untuk mengerjainya.
"Siapa nama lo tadi? Kesya yah? Nama yang bagus, orangnya juga bagus. Kalo semuanya bagus berarti baik dong."
"Ck, lepasin tangan Kesya!" Bentak Kesya namun Aldo mempererat cekalannya.
"Kamu mau apa sih lepas gak kalo nggak Kesya aduin loh ke kak Diego." Ancam Kesya sebal.
"Oo main ngancem ya lo. Gue gak bakal ngapa-ngapain lo kok, gue cuma mau bilang kalo kerjaan gue lo aja ya yang ngerjain gue mau ke kantin dulu laper banget gue." Perintah Aldo enteng tanpa mempedulikan Kesya yang sudah kesal dibuatnya.
"Kamu pikir Kesya babu kamu enak aja main suruh-suruh. Punya tangan punya kaki kan kamu."
"Nih ada kok tangan sama kaki gue. Lo itu bukan babu gue tapi lo calon pembantu gue. Udah ya gue cabut dulu bye sayang." Ucap Aldo sambil mengedipkan satu matanya membuat Kesya ingin memuntahkan isi perutnya.
"What? Sayang? Sarap tuh anak ya masak Kesya dipanggil sayang baru kenal juga dasar playboy, awas aja Kesya bales kamu ntar." Geram Kesya menghentakkan kakinya.
Kini semuanya sedang mengerjakan tugasnya masing-masing kecuali Aldo. Ia malah berleyeh-leyeh di kantin sedangkan mereka panas-panasan di lapangan. Leona dan Clara menyapu di ujung lapangan. Kesya dan Kenzi mencabut rerumputan yang ada di pinggir lapangan dan yang lain mengerjakan pekerjaan yang sama seperti Kesya dan Leona namun berada di tempat lain.
"Lo Kesya kan?" Tanya Kenzi basa basi.
"Iya. Kamu?"
"Ya elah kirain tahu. Kan udah ngenalin diri gue tadi Sya kemana aja sih lo? Masuk ke alam lain lo ya?"
"Ya maaf tadi Kesya gak merhatiin kalian hehe." Jawab Kesya dengan begitu lugunya.
"Yaudah salken Kenzi." Ucap Kenzi mengulurkan tangannya.
"Salken too." Balas Kesya ramah lalu kembali melakukan tugasnya.
Di tengah kegiatannya, Kesya tidak sengaja menatap Kenzi dan seketika terpaku dengan ketampanannya. Keringat di pelipisnya membuat Kenzi semakin wahh di matanya.
"Ngapain lo liatin gue gitu banget?" Tanya Kenzi yang sadar kalau Kesya sedang memperhatikannya. Dan bagai maling yang tertangkap basah Kesya menundukkan wajahnya.
"Eh hmm gak apa-apa kok." Gugup Kesya yang merutuki perbuatannya. Kenzi terkekeh pelan melihat Kesya yang salah tingkah.
"Kenapa? Gue ganteng kan? Owh jelas Kenzi gitu loh." Pede Kenzi yang langsung diberi anggukan oleh Kesya.
"Terus lo suka sama gue?" Pertanyaan Kenzi membuat mata Kesya melotot.
"Santai dong matanya ntar keluar loh."
"Kenzi jangan kepedean deh nanti Kesya timpuk pake batu." Balas Kesya yang sedang menutupi malunya.
"Iya iya maap, tapi lo juga cantik kok." Puji Kenzi pada Kesya sembari mengacak rambut Kesya pelan membuat pipi Kesya merah bak tomat. Dan sepersekian detik kemudian Kesya baru menyadarinya kalau tangan Kenzi kotor dan baru saja ia menyentuh rambutnya.
"IHH KENZI!!" Teriak Kesya sambil memukul bahu Kenzi pelan sampai ia terduduk ke tanah. Kenzi yang dipukul seperti itu kaget bukan main.
"Napa sihh sakit tahu." Protes Kenzi seraya membersihkan celananya yang kotor terkena tanah.
"Tangan Kenzi kan kotor terus barusan Kenzi megang rambut Kesya aaa kan jadi kotor rambut Kesya ih Kenzi jahat." Amuk Kesya. Kenzi pun baru menyadarinya bahwa tangannya kotor, ia hanya bisa tersenyum kaku dengan rasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is Mafia (END)
Teen FictionSEBELUM BACA... ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW DULU YA PLAGIAT JAUH-JAUHH HUSS Seorang gadis lugu dan polos yang menjadi korban bullying di sekolahnya hingga keluarganya tewas dibunuh oleh orang yang sangat sangat ia kenal dan membuat rasa kebencian muncul...