MGIM-29

781 35 4
                                    

Happy readding hyung

Brakk

Pintu utama di rumah yang megah bak istana itu didobrak secara paksa oleh bodyguard yang dibawa oleh pria yang memakai topi, masker, dan berkacamata hitam.

"K-kamu?! Bukannya kamu sudah mati?! Mau apa kamu ke sini hah?!" Bentak wanita itu pada pria yang tengah menatapnya dengan seringai liciknya sesudah membuka masker dan kacamatanya.

Betapa terkejutnya ia saat mengetahui siapa yang bertamu secara tidak sopan malam-malam begini. Sungguh tak diduganya pria itu akan datang, ditambah suaminya belum berada di rumah. Oh Tuhan apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Hahaha. Lo percaya kalo gue mati? Bodoh! Tapi walau lo bodoh, lo tetep cantik kayak dulu kok. Beruntung banget ya dia bisa dapetin lo? Padahal kan gue yang lebih dulu deket sama lo." Pria itu mengingat betul bagaimana gadis yang begitu ia dambakan lebih memilih sahabatnya dibanding dirinya. Miris:/

Wanita itu hanya diam di tempat sembari mendengar pria itu berbicara. Ada sedikit rasa sesal menyelip di hatinya, kenapa? Karena dirinya lah pria di hadapannya ini berubah drastis. Dari yang dulunya sopan, lemah lembut, humoris, baik, dan penyabar. Kini berganti menjadi sosok pria yang kasar, tempramental, jahat, dan tak kenal ampun pada siapa saja yang mengusiknya.

"Maaf." Cicitnya pelan namun masih bisa didengar pria itu.

"Maaf? TERLAMBAT! KENAPA BARU SEKARANG LO MINTA MAAF?! LO GAK MIKIRIN PERASAAN GUE SELAMA INI? LO GAK MIKIR GIMANA HANCURNYA GUE KARENA LO! GUE GONTA-GANTI CEWEK SUPAYA BISA LUPA SAMA LO, TAPI TETEP AJA GAK BISA! PAKE PELET APAAN SIH LO?! SELAMA INI GUE UDAH NYOBA SABAR, SABAR, DAN SABAR LIAT LO SAMA DIA! TAPI SEKARANG? GUE GAK BISA LAGI, GUE AKAN PAKAI LO SEBAGAI ALAT BUAT NGEHANCURIN SUAMI TERCINTA LO ITU! Hahaha." Ucapannya diakhiri dengan tawa iblisnya, wanita yang mendengarnya hanya bisa terus menangis.

Lalu pria itu menarik paksa tangan wanita itu tanpa menghiraukan permohonannya untuk dilepaskan. Dan ketika sudah berhasil mendudukkan wanita itu dalam mobilnya, ia menyuntikkan obat bius agar suaranya tak mengganggu pendengarannya.

~♥~

Kini Kesya sedang berada di lapangan yang biasa digunakan untuk berlatih menembak. Walaupun skill menembaknya sudah tak diragukan lagi, tapi untuk melawan sebuah kelompok yang cukup berbahaya di negeri orang, membutuhkan persiapan yang matang tentunya.

Dorr

Dorr

Saat menembak Kesya selalu membayangkan bahwa yang ia tembak adalah orang-orang yang membuatnya berubah menjadi seperti ini. Maka dari itu, tidak ada yang berani mengganggunya saat latihan. Kalau sampai ada yang berani mengganggunya siap-siap saja keluar lapangan tanpa nyawa.

"Sya." Panggil seseorang dan..

Dorr

"ANJIR! SELOW NAPA!" Teriak Nathan kesal karena reaksi Kesya. Kesya hanya menghela napas kasar, ia berpikir Nathan ini lupa atau gimana sih?! Untung saja pelurunya meleset, kalau tidak?

"Ganggu." Balas Kesya singkat dengan wajah datar dan dinginnya.

"Ck, ya gak gitu juga kali! Hampir mati kan gue." Desisnya.

"Ngapain?" Tanya Kesya. Kini Nathanlah yang menghela napas, mengapa Kesya ini gampang sekali berubah menjadi es kutub. Untung sayang, kalo kagak udah dibuang tuh ke jurang ama Nathan.

"He is back."

Tubuh Kesya menegang mendengarnya. Perasaannya tak menentu, antara marah, takut, dan sedih. Semuanya bercampur menjadi satu. Mendadak ia ragu unuk mengambil langkah. Haruskah ia melakukan semua yang telah ia susun sejak 3 tahun terkahir? Atau ia harus berhenti di jalan?

My Girlfriend Is Mafia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang