Badai Pasti Berlalu

5.4K 874 311
                                    

⚠️warning : agak ngilu.

"Mang Asep anter aja ya, neng?"

Jihyun lantas menggeleng sambil tersenyum simpul, "Nggak apa-apa, mang. Jihyun masih kuat kok bawa motor."

"Teh, kalau kepalanya makin pusing pulang aja yah? Nenek khawatir..." ucap Nenek Im sambil menempelkan punggung tangannya didahi Jihyun.

"Iyaaa, nenekku... tenang aja, oke?" kata Jihyun sambil menyalimi tangan sang nenek.

"Teteh berangkat dulu, assalamualaikum."

"Hati-hati, geulis!" seru Nenek Im.

Dalam hati Nenek Im merapalkan doa agar cucunya itu bisa sampai tujuan dengan selamat.

Jadi, semalam tubuh Jihyun tiba-tiba panas saat ia tidak sengaja tertidur di kursi belajar. Waktu Nenek Im ingin membangunkan cucunya untuk pindah ke kasur, beliau dikejutkan dengan suhu tubuh Jihyun yang tidak seperti biasanya. Dan setelah diperiksa ternyata suhu tubuh Jihyun mencapai tiga puluh delapan derajat celsius.

Nenek Im jelas panik. Maka dari itu saat Jihyun memaksakan diri untuk tetap kuliah hari ini, satu rumah dibuat khawatir. Hari ini ada tiga mata kuliah yang penting dan dirinya akan presentasi di salah satu mata kuliah tersebut. Jihyun sudah mempersiapkan presentasinya dari jauh-jauh hari, oleh karena itu ia tidak mungkin izin hari ini.

Selama diperjalanan tadi Jihyun berusaha untuk menahan pusing yang ia rasakan. Bersyukur Jihyun bisa sampai kampus dengan selamat pagi ini tanpa lecet sedikitpun.

"Ji, lo pucet banget. Are you okay?" tanya Somi sambil menempelkan punggung tangannya didahi Jihyun.

Somi tiba-tiba berdiri dari duduknya, "Fix lo sakit! Ayo kita ke UKS!"

"Som, sebentar lagi dosennya masuk."

"Lo sakit, Ji. Santai aja, Pak Nanang nggak mungkin marah." kata Somi masih bersikeras menarik Jihyun untuk berdiri.

Jihyun lantas menggeleng, "Gue nggak apa-apa. Gue udah minum obat sebelum berangkat. Nanti juga turun panasnya, Som."

Somi baru saja ingin membuka mulutnya waktu tiba-tiba dosen mereka masuk dan suasana seketika hening.

Pak Nanang dan kekuatannya.

"Ji--"

"Gue nggak apa-apa, Somi. Udah ya?" kata Jihyun sambil mengelus lengan Somi, berusaha untuk meyakinkan temannya itu.

"Bilang gue kalau lo udah nggak kuat." kata Somi.

Jihyun pun mengangguk, "Siap."

Perkuliahan pun berjalan lancar seperti biasanya. Tiga kelas yang berbeda Jihyun datangi dan semuanya baik-baik aja. Ya meskipun di mata kuliah terakhir dimana ia harus presentasi hari ini, Jihyun habis dibantai oleh sang dosen. Berbagai pertanyaan dan kritik ia terima dan ia jawab sebaik mungkin.

Jujur saja, Jihyun rasanya ingin menangis saat ini juga. Entah karena kepalanya yang semakin pusing atau karena habis dibantai oleh dosennya, Jihyun pun nggak tau pasti. Jihyun memang merasa jika mata kuliah ini sangatlah sulit dan tidak sedikit mahasiswa juga merasakan apa yang ia rasakan.

Selesai kelas pun Jihyun langsung berlari menuju toilet dan tanpa ia sadari air matanya turun membasahi kedua pipinya. Buru-buru ia menyalakan kran air di wastafel, kemudian membasuh wajahnya agar tidak ada yang mencurigainya.

Semakin tua semester, semakin Jihyun merasa dirinya sedang diuji.

Jihyun bahkan nggak bisa menceritakan apa yang ia rasakan. Bahkan kepada anggota keluarganya sekalipun.

The Jung's Family [J-Fams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang