"ANJIR, CHENLE! TAS GUE!" seru Jaemin sambil mengejar Chenle yang sedang melempar tas miliknya ke atas pohon yang berada di depan gedung fakultas.
Chenle sendiri nggak mengubris Jaemin, ia malah tertawa puas karena berhasil menyangkutkan tas temannya itu di batang pohon. Meskipun tasnya tersangkut tidak terlalu tinggi, tapi Chenle bisa melihat raut frustasi Jaemin saat ini.
"Le, gue ambilnya gimana ini?!" seru Jaemin sambil menatap tasnya yang menjadi korban kejahilan Chenle.
"Manjat lah!"
"Anjir!"
Chenle pun tertawa, "Terserah lo deh mau kayak gimana, mau terbang juga silahkan. Gue pulang dulu. Bye, anak pungut."
"HEH!" seru Jaemin saat melihat Chenle berlari menuju mobilnya.
"Anjirlah, nggak lagi-lagi gue taruhan sama Chenle." ucap Jaemin pelan sambil menatap nasib tasnya di atas pohon.
Kalau bukan karena taruhan pertandingan bola basket semalam, nggak mungkin tas Jaemin bisa berakhir di atas pohon seperti sekarang ini. Ya meskipun letak tasnya tidak terlalu tinggi, namun tetap aja tidak bisa dijangkau dengan tangan Jaemin padahal ia sudah melompat-lompat setinggi mungkin.
"1...2...3!" ucap Jaemin kemudian ia kembali melompat demi meraih tasnya.
Sedikit lagi, sedikit lagi Jaemin pasti bisa menggapai tasnya!!
"1..."
"Sorry, butuh bantuan?"
Tiba-tiba suara dari arah belakang membuat Jaemin batal melompat dan memilih untuk memutar balik badannya.
Anj--
Ini si tiang kenapa bisa nyasar sampe sini????
"Mau gue bantu ambilin tasnya nggak, bang?" tanya pemuda dengan tinggi badan yang menyaingi tiang listrik ini kalau kata Jaemin.
"Lo bukan anak fakultas sini, kan?"
"Iya, bukan, bang. Gue anak arsi."
Udah tau.
"Oh, ada urusan apa kesini?" tanya Jaemin sambil melirik ke sekitarnya.
"Mau jemput pacar, bang."
HAH....
Wajah Jaemin seketika berubah masam bercampur terkejut, namun setelah itu ia langsung merubah lagi ekspresi wajahnya menjadi datar seolah tidak terjadi apa-apa.
Mampus, kok ada Lia?!
Kedua netra Jaemin dapat melihat Lia yang sedang berjalan di ujung koridor dan sepertinya akan menuju kesini.
"Gimana, bang? Mau gue bantu nggak? Gue tinggal lompat nih," kata Sungchan sambil menatap tas Jaemin yang menurutnya bisa ia jangkau.
Sebenarnya Jaemin gengsiiii bangeetttt, tapi kalau nggak segera diambil itu tasnya bisa-bisa Lia dapat melihat keberadaannya disini. Jaemin nggak mau, karena semenjak kejadian di telpon waktu itu ia memutuskan untuk agak menjauh dari Lia. Bukan karena Jaemin menyerah, tetapi itu karena ia sedang memantau hubungan Lia dengan si tiang listrik ini sudah sejauh mana.
Bahkan menurut informasi yang Jaemin dapatkan, mereka berdua belum sampai ke tahap pacaran. Tetapi Jaemin malah dibuat terkejut dengan ucapan Sungchan tadi. Jadi, sebenarnya yang benar itu siapa?
"Bang?"
"Berisik, gue bukan abang lo." sungut Jaemin.
"Yeh... mau dibantuin nggak sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jung's Family [J-Fams]
FanfictionLadies and gentlemen, welcome to Jung's Family! ©July '19