Belajar. Belajar. Dan belajar.
Kalau aja otak bisa ngomong, Jihyun yakin otaknya udah berontak sambil misuh-misuh dan berujung ngambek sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
Semenjak ujian Nasional selesai, entah kesambet jin apa Jihyun jadi mendadak rajin belajar. Tentu aja ada alasan dibalik itu semua, tidak lain tidak bukan ini semua Jihyun lakukan untuk menghadapi ujian masuk universitas yang sebentar lagi akan datang.
Satu rumah benar-benar dibuat keheranan bercampur dengan rasa bangga. Heran karena Jihyun belajar terus-menerus sampai nggak keluar kamar---kecuali makan yang itu pun harus diteriaki oleh Yoona dulu baru anaknya keluar---dan bangga soalnya... Ya kapan lagi lihat Jihyun serajin itu?
Jihyun bukan anak bodoh, tapi bukan juga anak yang kelewat pintar sampai juara kelas tiga tahun berturut-turut macam tetangga sekaligus teman curhatnya itu si Huang Renjun. Jihyun anak biasa-biasa aja, masih lebih pintar Jeno malah kalau dilihat-lihat.
Memang sih awalnya orang-orang rumah meledek Jihyun, apalagi si Jaemin.
"Kemaren-kemaren kemana aja atuh tetehku yang paling geulis ini???"
Mau Jihyun lempar hairdryer tapi sayang.
Sayang hairdryer-nya. Bukan Jaemin.
"Giat banget teh, kok abang curiga ya?" Nah kalau yang ini sih kembarannya.
Hmmm.... benar juga. Siapa yang nggak curiga kalau Jihyun mendadak rajin belajar gini?
Dan setelah itu muncul pertanyaan-pertanyaan lain dari kembarannya itu.
"Teh, abang mau tanya."
"Apa?"
"Udah tau mau pilih universitas apa?"
Waktu ditanya begitu Jihyun hanya bisa diam sampai beberapa detik kemudian ia menggelengkan kepalanya. Jihyun nggak bisa---ralat, mungkin lebih tepatnya Jihyun belum bisa.
Jihyun belum bisa bilang universitas apa yang mau ia pilih. Karena ia tau jelas pilihannya akan ditentang oleh seluruh anggota keluarga terkecuali sang bunda. Ya, hanya Yoona yang tau pilihan Jihyun. Baik universitas maupun jurusannya.
Jihyun merasa ini harus dirahasiakan sampai waktu yang tepat untuk ia beritahu kepada orang-orang. Jihyun selalu ingat permintaan Yunho kepada anak-anaknya.
"Pilih universitas yang di Jakarta aja ya?"
Dari zaman Jaehyun sampai sekarang ke Jeno dan Jihyun, selalu itu yang Yunho ucap terlebih dahulu. Kalau ditanya kenapa pun bukan jawaban yang didapat melainkan pertanyaan lain dari Yunho.
"Emangnya... kenapa, yah?"
"Teteh mau pilih luar Jakarta ya????"
"E-eh nggakk! Nggak tau sih..."
"Ayah minta maaf, tapi ayah belum bisa kasih izin untuk yang satu itu."
Dan diskusi pun selesai.
"JUNG JIHYUN DENGER BUNDA NGGAK SIH???? ASTAGFIRULLAH ANAK SATU INI!!"
Teriakan beserta gedoran pintu kamar yang tidak santai itu pun membuat Jihyun tersadar dari lamunannya.
"IYAAA DENGERRR!!"
Cklek!
"A---"
"Jam berapa ini Jung Jihyun?!?!"
Wow, langsung kena semprot, batin Jihyun.
"Hngg... Jam berapa ya, nda? Teteh nggak lagi pake jam..." cicit Jihyun sambil melirik pergelangan tangannya yang polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jung's Family [J-Fams]
FanfictionLadies and gentlemen, welcome to Jung's Family! ©July '19