Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Apa lagi kalau bukan acara memperingati hari jadi sekolah tercinta? Orang-orang sudah nggak sabar mau liat siapa guest star yang hadir tahun ini. Soalnya masih abu-abu gitu dari kemarin. Ada yang bilang ini lah itu lah. Masih simpang siur kayak hubungan kamu sama dia.
Semua anak osis juga sudah siap banget. Ada yang sibuk memastikan dekorasi agar enak dipandang. Ada yang sibuk sound check. Ada yang sibuk angkatin kursi buat guru-guru nonton. Ada yang lari-larian, masih pagi aja sudah lari. Bahkan ada yang kerjaannya cuma bengong. Liat aja tuh si Mark malah bengong sambil berkacak pinggang menatap panggung.
Bugh..
"Anj--"
"Bengong aja lur, kerja dong!"
Sabar Mark masih pagi..
Mark tau banget nih siapa pelakunya, siapa lagi kalau bukan Haechan?
Mark cuma melirik Haechan kemudian fokus lagi menatap panggung.
"Ck, dicuekin gue," kata Haechan.
"Masih pagi," ucap Mark.
"Gue juga tau anjir??" sungut Haechan sebal.
"Jangan ngebacot dulu. Gue lagi sibuk," celutuk Mark.
"Si bangsat. Perasaan lo cuma bengong doang daritadi sambil ngeliatin panggung! Ngeliatin apaan sih lo? Sound system?" cerocos Haechan.
Mark menoyor kepala Haechan, "Bacot banget heran."
Haechan misuh-misuh sambil benerin rambutnya yang sudah ditata rapi sejak di mobil tadi tapi malah dirusak Mark.
"Tumben jam segini udah di sekolah? Ngebucin ya lo?" tanya Mark sambil melirik Haechan sekilas.
"Ngaca bangsat." ucap Haechan tepat ditelinga Mark.
Mark berdecak, "Bacot."
Hening beberapa detik.
"Btw, Chan."
"Apaan?"
"Lo udah tau kan Yeji nanti tampil?" tanya Mark sambil menatap lawan bicaranya.
Yang ditatap langsung melotot kaget gitu, "TAMPIL APAAN ANJIR???"
"Lah, gue kira lo tau?"
"Nggak anjir???"
Ini Haechan misuh-misuh sendiri, dia beneran nggak tau kalau Yeji mau tampil. Masalahnya orangnya nggak ada bilang apa-apa sama Haechan.
"Dance. Yeji nanti nge-dance." ucap Mark.
"Kenapa baru bilang sih???"
Haechan heboh sendiri, ini Mark mau ngakak tapi dia ngerti perasaan Haechan makannya ditahan dulu ini ketawanya.
"Ya mau gimana? Nggak mungkin dibatalin kan?"
Haechan berdecak, "Pantes anaknya minta jemput pagi banget! Mana bawaannya banyak!"
Mark terkekeh sambil menepuk pundak sahabatnya itu, "Ya udah. Nikmatin aja,"
Haechan melotot kearah Mark, "Sialan."
Mark malah ketawa. Sedangkan Haechan pusing sendiri ngebayangin Yeji bakalan kayak gimana nanti.
"Anjirlah." gumam Haechan.
☆☆☆
"Ayo turun. Gue pegangin deh!"
"Gue masih bisa jalan sendiri, Yi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jung's Family [J-Fams]
FanfictionLadies and gentlemen, welcome to Jung's Family! ©July '19