Lovely Bestie

7.4K 928 20
                                    

Jihyun nggak ngerti kenapa hari ini terasa sangat emosional. Seketika semua peristiwa yang terjadi di kamarnya ini terlintas dibenak Jihyun. Jihyun rasa ini adalah packing terlama yang pernah ia lakukan, karena harus diiringi dengan tangisan yang Jihyun sendiri nggak tau kenapa dia bisa se-emosional itu.

"Kenapa keluar terus sih????? Hiks.. kalau begini mulu kapan selesainya????" seru Jihyun sambil menyeka air mata yang turun.

"Jangan nangis... Lo bisa pulang kapan pun lo mau Jihyun... Nggak usah lebay, Bandung deket! Lo pasti bisa!"

Entah udah berapa kali Jihyun mengucapkan mantra itu yang justru malah membikin dirinya semakin banjir air mata.

"Hiks... kenapa berat banget sih? Dasar bodoh, yang mau siapa, yang nangis siapa!" Jihyun masih sesegukan sambil memasukkan bajunya ke koper.

Meskipun masih dengan tangisan, Jihyun tetap lanjut beres-beres. Sekitar jam lima sore Jihyun baru selesai dengan segalanya. Selesai packing nggak membuat Jihyun diam dan lega. Justru itulah saatnya si teteh menangis dengan puas sambil memeluk kedua lututnya.

Jihyun tau ini berlebihan, tapi menurut dirinya, hari ini adalah hari yang tepat untuk bersedih-sedih ria. Jihyun udah menahan setiap kali ada yang membahas tentang Bandung, dan Jihyun rasa hari ini adalah puncaknya. Dimana ia meluapkan semua yang ada dihatinya.

Kring...

Jihyun yang masih sesegukan pun mencari ponselnya yang tergeletak dikasur.

"Udah puas nangisnya?"

Jihyun mau ngomel, tapi yang keluar malah isakkan.

"Gue loncat ya?"

"J-jangan!"

"Kenapa? Nggak usah khawatir, gue udah berpengalaman."

"Terserah."

Sambungan pun terputus.

Jihyun nggak berharap dia beneran loncat karena udah lama semenjak terakhir kali dia melakukan itu. Tapi begitu Jihyun dengar suara grasak-grusuk dari balkon kamarnya, Jihyun tau kalau itu dia.

"Ululuuuu... jelek banget anak bapak Yunho!"

Jihyun menoleh ke sebelahnya dan tanpa aba-aba detik itu juga ia langsung menangis dipelukkan sahabatnya itu.

"Aduh... udah lama nih nggak dipeluk." ucap Renjun sambil mengelus lengan Jihyun berusaha untuk menenangkan sahabatnya itu.

Juhyun lantas memukul bahu Renjun, "Dibilang jangan kesini!"

"Kenapa emangnya?"

"Gue lagi jelek bangettt..."

"Loh, emang biasanya gimana? Cantik gitu?" ledek Renjun.

Jihyun langsung melepaskan pelukannya, "Cih, dasar nyebelin!"

"Udah nih peluknya? Btw, disini belom ada cctv kan ya? Ngeri aja gitu si bucin tau, bisa abis diamuk nih gue." ucap Renjun sambil memperhatikan langit-langit kamar Jihyun.

"Ada," ucap Jihyun dengan suara khas orang abis nangis.

"MANAAAA????"

"Rahasia. Kamera tersembunyi." Bohong Jihyun.

"Pulang nih gue?!?"

"Gih, sana!"

Renjun pun menoyor kepala Jihyun, kesel juga lama-lama.

Jihyun diam aja nggak balas, dia malah sibuk mengelap hidungnya yang kini memerah akibat menangis berjam-jam.

"Udah puas belom nangisnya?" tanya Renjun lembut.

The Jung's Family [J-Fams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang