Maaf kalau typo! 💚
***
"Jaem, santai Jaem, kita pasti menang--"
Jaemin lantas menoleh sambil berdecak, "Ck, bukan masalah itu! Gue lagi gelisah, Lix!"
"Pah--"
Bugh!
"Diem atau lo mau dimakan sama ini bucin?" bisik Sanha pada Felix sambil menepuk pundak temannya itu.
Felix lantas meringis, "Iya, sorry."
"Minju pasti dateng, Jaem." ucap Chenle menyemangati Jaemin sambil mengelus punggungnya.
Jaemin lantas menghela napasnya pasrah, "Ya udahlah, dia pasti masih marah."
"Sibuk, bukan marah." koreksi Chenle.
"Nah, bener tuh!" sahut Sanha.
Lima menit lagi, mereka berempat bersama dengan anggota tim lainnya akan memulai lomba basket antar kampus.
Seperti yang Jaemin bilang, dirinya sedang gelisah memikirkan apakah Minju akan datang menonton dirinya atau tidak. Semenjak kejadian waktu itu, komunikasi mereka jadi kurang baik meskipun masih saling memberi kabar. Jaemin berniat menyelesaikan semuanya hari ini usai pertandingan nanti, maka dari itu ia sangat berharap Minju datang disela-sela kesibukkannya. Tetapi sampai sekarang pun Minju belum memberi kabar, bahkan pesan Jaemin hanya dibaca olehnya.
"Ayo, semuanya bersiap!" seru pelatih mereka.
Usai memberi pengarahan, pertandingan pun dimulai. Dalam hati Jaemin berdoa kalau Minju akan datang menonton dan berdiri diantara para penonton kampus mereka. Jaemin percaya keajaiban itu ada.
Sementara itu di gerbang pintu masuk tempat pertandingan, seorang perempuan sedang duduk manis di belakang jok motor dengan harap-harap cemas.
"Pak,"
"Iya, neng?"
"Saya turun disini aja deh, Pak. Macet banget... saya lagi buru-buru... nggak apa-apa kan, Pak?" tanya Minju sambil menggigit ujung kukunya.
"Aduh, masih jauh neng masuk ke dalamnya. Enengnya nggak apa-apa emang kalau jalan?" tanya abang ojek khawatir.
Minju lantas mengangguk, "Nggak apa-apa kok, Pak. Saya turun disini aja--ini ongkosnya, makasih banyak ya, Pak!"
Dan setelah itu, Minju pun langsung berlari sekuat tenaga sambil memeluk buku tebalnya yang udah tidak muat kalau harus dimasukkan ke dalam tote bag hitamnya.
Minju yang tidak tau dimana lapangan pertandingan Jaemin diadakan pun harus bertanya beberapa kali pada orang disekitar, sampai akhirnya ia menemukan tempat pembelian tiket. Tanpa pikir dua kali, Minju langsung membeli tiket masuk dan mencari tempat duduk strategis agar bisa menonton kekasihnya itu.
Sepanjang menonton pertandingan, Minju hanya bisa menjerit dalam hati sambil merapalkan doa agar Jaemin dan timnya baik-baik aja sehingga dapat membawa pulang piala hari ini. Minju bahkan nggak sempat memberi kabar pada Jaemin kalau ia akan datang, karena tadinya ia masih tidak ingin bertemu dengan Jaemin. Tapi ternyata Minju berhasil mengalahkan egonya dan duduk manis disini sambil memperhatikan kemana pun Jaemin bergerak.
"Jaemin, kamu pasti bisa..." cicit Minju sambil menggigit ujung kukunya begitu melihat Jaemin sedang berusaha membawa bola menjauh dari lawannya.
Suasana pun mulai menegang beberapa detik, sampai akhirnya suara teriakan heboh dari kubu kuning menggema di lapangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jung's Family [J-Fams]
FanfictionLadies and gentlemen, welcome to Jung's Family! ©July '19