296

470 19 0
                                    

Api di Bukit Menoreh

Buku 296 (Seri III Jilid 96)

 admin

11 tahun yang lalu

Iklan

Dengan teliti Untara telah memberikan perintah dan pesan kepada seluruh pemimpin kelompok dalam pasukannya. Kapan mereka mulai menyerang sasaran dan sejauh mana mereka bergerak. Isyarat kepada seluruh pasukan saat mereka harus menarik diri. Kemana mereka harus mundur, dan kemudian menentukan tempat untuk berkumpul seluruh pasukan pada kemungkinan pertama, kedua dan terakhir.

Beberapa saat kemudian, maka seluruh kekuatan yang ada telah diperintahkan untuk mulai bergerak. Mereka akan menyerang dari beberapa arah. Seperti saat mereka menyerang landasan pengamanan pasukan Pati, maka mereka dibagi dalam beberapa kesatuan, yang masing-masing akan menyerang dari arah yang berbeda.

Sementara itu, seluruh pasukan Pati pun telah mempersiapkan diri. Seperti yang telah mereka rencanakan, maka mereka akan berangkat sebelum fajar. Perjalanan yang sebenarnya sudah tidak terlalu jauh lagi itu akan ditempuh dalam waktu yang cukup lama oleh sebuah pasukan yang besar.

Karena itu, maka di dini hari setiap prajurit telah mulai bersiap-siap. Mereka harus membenahi diri. Senjata-senjata mereka, serta mempersiapkan pertanda-pertanda kebesaran.

Beberapa saat kemudian, telah terdengar suara bende yang dipukul sekali. Pertanda bahwa para prajurit harus sudah selesai berbenah diri. Kemudian terdengar suara bende yang kedua. Perintah bagi seluruh pasukan untuk berkumpul.

Pada saat itulah prajurit Mataram telah bersiap untuk menyerang. Para pengamat dan petugas sandi telah memberikan gambaran jajaran pasukan Pati, yang sudah tersusun dalam barisan yang sudah siap untuk berangkat menuju ke Prambanan.

Sementara itu, langit masih nampak kehitam-hitaman. Meskipun demikian, pertanda fajar sudah mulai menapak.

Para prajurit Mataram dan para pengawal beberapa kademangan mulai gelisah. Mereka mendapat pesan agar serangan mereka dilakukan sebelum fajar. Jika pasukan itu tidak segera berangkat, maka pasukan Untara itu akan kehabisan waktu, sehingga mereka harus bertempur sampai matahari terbit, dan bahkan mungkin saat matahari mulai memanjat langit.

Namun ternyata pasukan Pati itu memang tidak menunggu fajar. Beberapa saat kemudian, terdengar bunyi bende untuk yang ketiga kalinya. Pertanda bahwa pasukan Pati yang besar itu akan berangkat ke Prambanan.

Tetapi suara bende itu pun merupakan perintah bagi pasukan Mataram untuk menyerang. Karena itu, demikian sekelompok pasukan yang membawa pertanda kebesaran, umbul-umbul dan rontek mulai bergerak, maka para prajurit Mataram serta para pengawal yang sudah berada di sekitar tempat itu pun mulai bergerak. Dengan diam-diam mereka menyusup di antara pepohonan dan dinding-dinding halaman, mendekati pemusatan pasukan Pati di bulak di depan padukuhan Jati Anom. Pasukan Untara tidak saja menyerang dari arah Jati Anom, tetapi juga dari padukuhan yang lain, meskipun mereka harus melintasi daerah terbuka, tetapi tidak terlalu luas.

Yang mula-mula dilihat oleh para prajurit Pati adalah serangan prajurit Mataram yang harus melintasi tempat terbuka. Serangan itu memang cukup mengejutkan. Pasukan yang bergerak di keremangan sisa malam itu maju terlalu cepat.

Api di Bukit Menoreh seri KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang