Faro menggandeng tangan Fiola menyusuri koridor. Mereka tengah berjalan berdua menuju gerbang. Keduanya sama-sama menunggu kedatangan orang tua mereka.
Beberapa menit kemudian Faro melihat ibunda Fiola sudah datang. Bocah itu melepas tautan tangannya menyalimi tangan Safa.
"Kalian udah lama di sini?" tanya Safa lembut
Faro dan Fiola kompak menggeleng, "belum bun"
"Em Faro belum ada yang jemput? bareng sama kita gimana?"
"Gak perlu bun. Alen nunggu daddy atau mommy aja"
Safa mengangguk paham, "mau bunda sama Fio temenin? Biar Faro gak sendirian di sini"
"Iya biar Ana temenin kamu" sahut Fiola tersenyum
"Alen gapapa sendirian. Bunda sama Fio pulang duluan aja" tolak Faro halus
Fiola mendongak, "menurut bunda gimana?"
"Gimana ya? Jujur bunda habis ini masih ada urusan. Tapi Faro beneran gapapa sendirian?"
Faro mengangguk singkat, "bunda tenang aja. Pasti mommy atau gak daddy bakal jemput sebentar lagi"
"Ya udah kalo gitu. Bunda sama Fio duluan"
"Hati-hati ya Alen" Fiola menyempatkan diri mengacak-ngacak rambut Faro sebelum pergi.
Kini tinggal Faro sendiri di depan gerbang. Bocah itu mengamati jam tangan rolex di tangannya. Ia memilih duduk di taman sembari menunggu.
"Semoga mommy yang jemput" gumam Faro mengambil ponsel berlogo apel gigit di dalam tasnya. Ponsel yang ia minta pada daddy nya. Sepasang dengan ponsel Fiola.
Di sisi lain Freya buru-buru turun dari taksi. Gadis itu berlari ke dalam sekolah putranya. Ia menelisik sekitarnya mencari keberadaan Faro.
Freya berjalan ke arah taman melihat Faro di sana. Dia menepuk pelan bahu Faro membuat bocah itu menoleh.
"Mommy kenapa?" tanya Faro bingung ketika Freya tiba-tiba memeluknya
Bocah itu semakin bingung kala Freya mengeratkan pelukannya. Sedetik kemudian Faro membalas pelukan Freya. Ia tahu mommy nya sedang tidak baik-baik saja.
"Are you okay,mom?"
Freya melepas pelukannya, "it's okay boy"
"Mommy bohong. Alen tahu mommy sedang ada masalah. What wrong mom?" Faro mengelap peluh keringat yang menetes dari dahi Freya "apa ini ada hubungan nya sama daddy? mommy belum baikan sama daddy?"
"Mommy memang belum baikan sama daddy. Dan mommy juga buat lagi ada masalah sama daddy. Seandainya mommy cerita,apa Alen bakal ikutan marah sama daddy?"
"Tergantung apa yang udah daddy buat sama mommy. Alen tidak akan biarin siapa pun menyakiti mommy termasuk daddy"
Freya duduk di kursi taman sambil membuang muka menghindari tatapan Faro. Dia masih ragu untuk bercerita pada putranya.
"Jangan diam mom. Bilang sama Alen kenapa? "
Freya membelai pipi Faro dan tanpa sadar gadis itu memperlihatkan perban di tangannya. Tentu Faro terkejut melihat tangan sang mommy di balut perban.
"Tangan mommy kenapa? Sejak kapan tangan mommy terluka? Sakit gak mom? Udah di obati dengan benar belum?" tanya Faro bertubi-tubi panik
"Mommy gapapa boy. Tadi mommy gak sengaja kena cutter"
"Mana mungkin kena cutter sampai di perban. Alen yakin luka di tangan mommy cukup serius"
"Lupain luka mommy. Alen mau gak ikut mommy ketemu nenek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FINO |Sudah Terbit|
Teen FictionPART TIDAK LENGKAP. Fino Axelian Fernando Cowok dengan wajah tampan bak dewa Yunani memiliki tubuh tegap,rahang tegas,hidung mancung seperti porosotan jangan lupakan mata tajam nya yang membuat siapa saja takut melihatnya. Cowok dingin tak tersentuh...