"AUNTY DIDI AUNTY NAYA AUNTY REENA ALEN KANGEN"
Semua mengalihkan pandangan ke arah Faro yang berteriak dengan senyuman manis tepat di depan kelas. Bu Anin yang kebetulan sedang mengajar menghentikan kegiatan menulisnya menatap heran keberadaan Faro.
"PONAKAN GUEEE" teriak Didi,Naya dan Reena berlari ke arah Faro sembari merentangkan tangan berniat memeluk bocah itu. Tapi tiba di depan Faro ketiganya malah berebut ingin memeluk Faro duluan.
"Gue duluan" ujar Naya menarik pergelangan tangan Reena
"Enak aja gue yang sampai dulu" bantah Reena melepas cekalan Naya
"Udahlah gue dulu aja" sahut Didi
"Gak pokoknya gue duluan"
"Gak bisa gitu dong"
"Biarin Didi yang cantik duluan daripada kalian berdua ribut"
"Gakkk"
Semua cengo melihat kelakuan ketiga gadis itu yang seenaknya berteriak tanpa rasa malu sedikitpun. Bu Anin? beliau geleng-geleng kepala melihat kelakuan ketiga muridnya.
"Woyyy udah gak malu lo pada diliatin mereka" lerai Fanya berdecak pinggang
Didi,Naya dan Reena menghentikan perdebatan mereka lalu menatap Fanya dengan cengengesan. Sedangkan Fanya memutar bola matanya malas.
"Aunty ku sayang jangan rebutin Alen gitu dong nanti uncle Alen marah gimana" ujar Faro mengulum senyum membuat seisi kelas melongo mendengar perkataan bocah itu
"Pede abisss tuh bocil"
"Gue like yang begini"
"Bolehlah buat jadi fuckboy"
"Bibit-bibit play boy nihh"
Didi,Naya,Reena dan Fanya melototi teman-temannya yang berbicara seenaknya. Bukan apa-apa kalo sampai Freya ataupun Fino tahu habis mereka.
Sementara mereka yang ditatap menggaruk-garuk tengkuknya tidak gatal.
"Jangan di dengerin ya sayang" ujar Fanya mengelus rambut Faro
Bocah itu menggeleng, "no aunty!Alen pingin jadi fuckboy seperti yang di bilang uncle tadi"
"BIG NOO" teriak Didi,Reena dan Naya tidak terima
"Didi, Reena,Naya jangan teriak-teriak mau ibu hukum huh" tegur Bu Anin pada ketiga gadis itu langsung di balas cengiran lebar
"Gue setuju sama tuh bocil,biar gue yang ngajarin jadi fuckboy" sahut cowok yang bernama Divo
Naya mendelik, "jangan ngadi-ngadi lo"
"Elahh beb apa salahnya sih di coba" ujar Divo mengedipkan sebelah matanya
"Mau lo di go-"
"Ekhem" dehem Bu Anin bersedekap dada menatap Naya
"Hehe peace Bu damai" ujar Naya menunjukkan dua jari
Bu Anin geleng-geleng kepala, "ya sudah ibu keluar dulu lagian tinggal sepuluh menit lagi istirahat"
Bu Anin membereskan buku-bukunya melenggang pergi membuat semua bersorak kegirangan.
"Nikmat mana lagi yang kamu dustakan"
"Lumayan lah buat dandan bentar"
"Akhirnya bebas dari matematika"
Faro tersenyum geleng-geleng menatap ke empat aunty cantik di depannya. Sedetik kemudian sebuah ide cemerlang muncul di otak polosnya.
"EKHEM PERMISI AUNTY AUNTY CANTIK AND UNCLE UNCLE TAMPAN SEKALIAN" teriak Faro menggelegar ke penjuru kelas membuat siswa-siswi menatapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
FINO |Sudah Terbit|
Teen FictionPART TIDAK LENGKAP. Fino Axelian Fernando Cowok dengan wajah tampan bak dewa Yunani memiliki tubuh tegap,rahang tegas,hidung mancung seperti porosotan jangan lupakan mata tajam nya yang membuat siapa saja takut melihatnya. Cowok dingin tak tersentuh...