Fino-18

51.9K 3.5K 179
                                    

Terik matahari menerpa wajah siswa-siswi SMA Garuda terutama di barisan Freya dkk. Mereka semua tengah melaksanakan upacara bendera.

Yang mengherankan adalah Fino dkk juga mengikuti upacara. Karena biasa ke tujuh inti Alaskar itu memilih bolos ke warung Mang Ujang. Mungkin atas paksaan Freya ke delapan inti Alaskar ikut upacara.

Mata Fino terpaku pada wajah pucat Freya. Ia khawatir gadisnya akan jatuh pingsan. Laki-laki itu berdecak kesal saat upacara belum juga usai.

"Lo kenapa?" tanya Devan menaikkan satu alisnya

"Takut Atha pingsan" Fino masih setia memandangi wajah pucat Freya. Baru selesai Fino berbicara Freya sudah jatuh pingsan. Sontak siswa-siswi mengerubungi Freya.

"FREYAA" pekik Didi,Naya dan Reena

Fino segera berlari membelah kerumunan. Tangannya menepuk-nepuk pipi Freya bermaksud membangunkannya.

Fino menggendong Freya ala bridal style saat gadis itu tidak mau bangun.

Para sahabat mereka mengikuti dari belakang tak peduli dengan upacara bendera yang tengah berlangsung. Walau kenyataannya upacara selesai lima menit kemudian.

Brakk

Fino menendang kasar pintu UKS hingga rusak. Mereka meringis kasihan pada pintu UKS kecuali Devan bersikap biasa saja. Dengan hati-hati Fino merebahkan tubuh Freya di brankar UKS.

"Periksa" perintah Fino tegas pada Maura,petugas PMR

"I..ya kak" jawab Maura terbata-bata

Semua menunggu Maura selesai memeriksa Freya. Keadaan menjadi hening.

"Kak Freya gapapa dia cuma kelelahan mungkin tadi pagi belum sarapan" ujar Maura ramah berusaha untuk tenang

"Tapi Ra biasanya Freya jarang sarapan tapi dia gak pingsan tuh?" tanya Reena bingung

Maura menggeleng tidak tahu, "aku juga kurang tahu tapi menurut aku kak Freya gak makan dari semalam terbukti wajahnya sangat pucat. Biasanya kalo sakit gak sepucat ini" ujarnya

Rahang Fino mengeras mengetahui kondisi Freya. Harusnya Fino memaksakan Freya untuk makan kemarin sebelum pulang.

"Abang Alfi juga sakit dek" celetuk Alfi

Semua menatap ke arah Alfi kecuali Fino yang tak peduli sama sekali. Lebih penting Freya daripada celetukan Alfi.

"Sakit apaan lo?orang sehat gini" heran Farel

"Kak Alfi emang sakit apa?" tanya Maura ramah

Alfi mengulum senyumnya menggoda, "diabetes karena liat senyum adek eaaa"

Maura terkekeh mendengarnya sementara yang lain memutar bola matanya jengah.

"Kakak bisa aja" balas Maura tersenyum

"Kalo buat adek Abang Alfi bisa apa aja termasuk bikin adek suka sama abang" kata Alfi mengerlingkan matanya

Reena,Naya dan Didi bergidik ngeri sedangkan Maura hanya mengulum senyum menanggapi. Devan,Farel,Sam,Kevin,Marcel dan Dave bodo amat atas sikap Alfi memilih menunggu Freya sadar.

"Jijik bangsat" umpat Reena,Naya dan Didi

"Bodo gue gak denger" balas Alfi menjulurkan lidahnya

"Maaf kak tapi aku udah punya pacar" balas Maura lembut

Reena,Naya dan Didi menjulurkan lidah membalas perbuatan Alfi membuat Maura terkekeh melihatnya.

"Sadboy yah" ledek ketiganya

FINO |Sudah Terbit|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang