Prolog

231K 10.4K 362
                                    


Malam ini basecamp Alaskar di penuhi anak-anak Alaskar yg tengah membahas hal serius. Di tambah ada sang ketua di basecamp menambah kesan menegangkan di ruangan yang mereka tempati.

"Gimana?" tanya sang ketua dingin yg tak lain adalah Fino

"Gue masih terus mantau mereka" jawab Devan,wakil ketua Alaskar

"Terus pantau gue gak mau sampai mereka buat ulah lagi sama Alaskar dan jangan ada yg keluar sendiri waktu di jalan" ujar Fino dingin. Mereka mengangguk paham.

"Gue balik" pamit Fino meninggalkan basecamp Alaskar.

Mereka semua menghela nafas lega melihat ketua mereka telah pergi. Pasalnya ruangan tersebut mendadak menegangkan setelah kedatangan Fino dengan tatapan dingin.

~~~

Fino tengah di jalan pulang menuju rumahnya hingga dia menyadari ada yg mengikutinya dari belakang. Fino menambah kecepatan motor nya menghindari mereka.

Citt

Fino mengerem dadakan motornya ketika salah satu dari mereka sudah di depannya. Sepertinya dia mengenali orang tersebut. Tepat saat orang itu membuka helm muncul sosok yg ingin Fino habisi saat ini juga. Cowok tersebut tak lain Raka ketua geng Tiger dan anak buahnya,musuh Alaskar.

"Mau apa lo?" Fino turun dari motor siap menghadapi mereka semua. Walau dia sendirian tidak ada kata takut dalam dirinya.

"Gapapa sih cuma mau ngehabisin lo" ujar Raka tersenyum miring

"Bacot" Fino langsung menyerang mereka tanpa ampun. Raka yg melihat Fino sendirian tersenyum miring. Pasti dia bakal menang pikirnya.

Namun semua dugaannya salah. Fino sudah membuat anak Tiger banyak yg tumbang padahal mereka banyak. Raka yg melihat Fino tengah fokus memukulnya dari belakang membuat Fino terhuyung ke depan menimbulkan banyak darah keluar dari jidat nya karena terbentur aspal jalanan. Fino tak peduli dengan lukanya bersiap menghajar Raka. Namun semua itu harus terhenti mendengar teriakan seseorang.

"Polisi...polisi" teriak seseorang dari kejauhan berhasil membuat anak Tiger yg ingin menghajarnya berhenti.

"Urusan kita belum selesai .Cabut guys" Raka pergi di ikuti anak Tiger di belakang menyisakan Fino sendirian.

"Lo gapapa kan?" tanya gadis di depan Fino

"Gue gapapa" singkat Fino memegang jidat nya yg mengeluarkan darah. Tak ada ringisan kesakitan untuk Fino karena baginya luka itu masih tak seberapa buat dirinya.

"Gapapa gimana jidat lo berdarah bilang gapapa" gadis tersebut mengeluarkan obat merah dan kapas yg dia beli di supermarket lalu mengoleskannya pada jidat Fino yg terluka.

Fino hanya diam membiarkan gadis di depannya membersihkan luka di wajah tampan nya. Padahal gak ada satu pun cewek yang bisa dengan mudahnya menyentuh Fino namun kali ini berbeda,Fino hanya diam seolah mengizinkan cewek di depannya menyentuhnya.

"Dah selesai" ujar gadis tersebut setelah selesai menempelkan handsaplast di jidat Fino

"Thanks" ujar Fino berterima kasih

Wow satu kata untuk itu. Seorang Fino mengucapkan kata terimakasih untuk pertama kalinya. Kenapa begitu?Fino tipe cowok dengan gengsi besar mengucapkan kata maaf dan terimakasih. Berbeda saat ini seolah gengsinya pergi entah kemana.

"Sama-sama,lain kali hati-hati.Oh ya kenalin gue Freya Athalia panggil aja Freya" gadis tersebut mengulurkan tangan ya untuk berkenalan.

"Fino Axelian" Fino membalas uluran tangan Freya. Fiks ada yang tidak beres sama Fino. Gimana gak beres malam ini seorang Fino menerima uluran tangan cewek. Mungkinkah seorang Fino mulai menerima hadirnya cewek ke dalam hidupnya. Entah cuma Fino dan Tuhan yang tahu.

"Salam kenal Btw gue panggil apa nih?" tanya Freya ramah

"Terserah" jawab Fino datar

"Em...gue panggil Axel gimana?" ujar Freya

"Boleh otomatis gue panggil lo Atha" balas Fino

"Senyaman lo aja.Btw lo udah gapapa,gue tinggal balik duluan gapapa" pamit Freya

"Mau gue anterin" tawar Fino

"Gausah lagian rumah gue deket. Yaudah gue duluan" Freya pergi meninggalkan Fino sendirian di jalan. Fino terus menatap punggung Freya yg semakin menghilang.

Entah apa yg terjadi dengan dirinya hingga mau kenalan sama cewek. Padahal dirinya anti berdekatan dengan yg namanya cewek. Fino menaiki motornya pergi meninggalkan jalanan sepi.

~~~

Freya telah sampai di rumahnya berjalan menuju kamarnya merebahkan tubuhnya di kasur miliknya sambil memikirkan kejadian yg baru dialami.

"Gue kok malah mikirin dia sih" gerutu Freya. Memikirkan kejadian tadi sebenarnya Freya bisa aja melawan mereka tapi karena faktor males jadi dia nolongin nya dengan cara teriak.

"Udahlah mending tidur" Freya memejamkan mata hingga kegelapan menyelimutinya.

Sedangkan di sisi lain Fino juga telah sampai di rumah langsung berjalan menuju kamarnya merebahkan tubuh atletisnya ke kasur king size miliknya.

"Gue kenapa mikirin dia mulu" gerutu Fino yg masih memikirkan gadis yg baru saja dia temui. Fino tersenyum entah apa yg membuatnya tersenyum. Karena sudah lelah Fino memejamkan mata hingga dia masuk ke dalam dunia mimpi.

FINO |Sudah Terbit|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang