Sudah lebih dari sepuluh menit Fino menunggu gadisnya yang ijin pergi ke toilet. Sampai sekarang belum juga kembali membuat dia dan sahabat gadisnya khawatir. Pasalnya saat dia ataupun sahabat gadisnya ingin mengantarnya langsung di tolak olehnya. Sekolah mulai sepi karena siswa-siswi sudah pulang.
"Freya mana sih lama amat" kesal Naya
"Kita susul gimana?" saran Didi
Tanpa banyak omong Fino langsung berlari menuju toilet. Perasaannya mengatakan terjadi sesuatu terhadap gadisnya. Yang lain mengikuti Fino dari belakang. Mereka tahu seberapa khawatirnya Fino kalo sudah menyangkut Freya. Karena sejak Fino mengenal Freya semua sifat yang dia miliki sedikit berubah.
Dimulai dari emosi,Fino memiliki emosi yang tidak mudah di kontrol terbukti sahabatnya selalu menjadi bahan amukan saat marah namun akhir-akhir ini jarang marah-marah atau tepatnya mengontrol amarahnya. Fino yang biasanya bersikap dingin perlahan-lahan sedikit mencair.
Fino yang biasanya tak pernah senyum kini tersenyum walau hanya senyuman tipis. Fino yang biasanya tak peduli sama perempuan kini khawatir banget sama Freya. Pengaruh Freya memang sangat besar dalam hidup Fino. Dan ke tujuh pria tampan yang notabene nya sahabat Fino bersyukur akan hal itu.
Fino menatap ketiga gadis di hadapannya. Ketiga gadis itu paham masuk ke dalam toilet. Secara Fino gak mungkin ke toilet cewek mau di bilang apa dirinya. Selang beberapa waktu lama ketiga gadis itu keluar dari toilet. Fino mengernyit dahi tak melihat keberadaan gadisnya.
"Mana Atha?" tanya Fino dingin
Naya,Reena dan Didi ketakutan mendengar nada dingin keluar dari bibir Fino. Keterdiaman mereka semakin membuat pikiran Fino berkecamuk.
"Jawab!" bentak Fino
Devan menepuk pelan bahu Fino bermaksud menenangkan lalu menatap Marcel agar menanyakan Freya.
"Ga usah takut jawab aja dimana ibu bos?" tanya Marcel ramah
Naya,Reena dan Didi saling pandang seolah berbicara"lo aja yang jawab". Naya dan Didi kompak menatap Reena.
Reena menghela nafas pasrah "Freya gak ada di toilet" jawab nya
"Kenapa gak ngomong dari tadi hah,bangsat" bentak Fino
Reena memundurkan kakinya mendengar bentakan Fino. Marcel merengkuh tubuh Reena masuk ke dalam dekapan nya. Fino mengacak-ngacak rambut frustasi berlari mencari keberadaan gadisnya.
"Kita mencar Marcel dan cewek-cewek ke koridor kelas 10. Sam Farel sama Kevin ke rooftrop. Gue,Devan,sama Alfi cari ke koridor kelas 12. Kalo enggak ketemu cari tempat lain,ngerti" jelas Dave
Semua mengangguk paham segera berpencar mencari keberadaan Freya.
Sama seperti Fino tengah sibuk kesana-kemari mencari keberadaan Freya. Hampir semua tempat dia cari namun hasilnya tetap nihil tak ada tanda-tanda keberadaan gadisnya.Fino berpikir tempat mana yang belum dia kunjungi. Fino segera berlari menuju gudang belakang sekolah karena hanya itu tempat yang belum dia kunjungi. Pria itu heran tumben sekali gudang di kunci pasalnya gudang ini tidak pernah di kunci sekalipun. Perasaan Fino semakin tidak karuan. Berharap apa yang sedang dia pikirkan tidak terjadi.
Brukk
Dengan sekali tendangan pintu gudang berhasil terbuka. Seketika mata Fino membulat melihat tubuh mengenaskan gadisnya. Dengan pipi penuh memar,darah keluar dari pergelangan tangan dan keningnya,seragam sobek-sobek di tambah kondisi tak berdaya gadisnya.
Fino menepuk pipi Freya bermaksud membangunkannya. Tapi tidak ada pergerakan dari Freya sama sekali membuat Fino menggendong gadisnya ala bridal style keluar dari gudang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINO |Sudah Terbit|
Teen FictionPART TIDAK LENGKAP. Fino Axelian Fernando Cowok dengan wajah tampan bak dewa Yunani memiliki tubuh tegap,rahang tegas,hidung mancung seperti porosotan jangan lupakan mata tajam nya yang membuat siapa saja takut melihatnya. Cowok dingin tak tersentuh...