Fino-39

31K 2.6K 406
                                    

Raut wajah dingin di keluarkan oleh Fino saat dirinya memasuki F'ndo company. Banyak karyawan yang menunduk hormat melihat kedatangannya. Mereka semua tahu kalo anak bosnya datang untuk mengurus masalah perusahaan. Sudah biasa akan kehadiran Fino di perusahaan.

"Tuan muda sudah ditunggu oleh Pak Ditya di ruang kerja" ujar Max sopan,tangan kanan Alex

Fino mengangguk singkat tanpa menjawabnya. Dia memasuki ruangan papanya yang sudah terdapat Ditya Harianto. Laki-laki itu duduk di kursi kebesaran papanya menunggu apa yang akan di bahas oleh Ditya.

"Apa maksud anda mencabut saham di perusahaan saya? sebelumnya kita sudah sepakat akan bekerjasama membangun proyek tersebut sampai selesai bukan?" ujar Ditya to the point

Fino tersenyum menyeringai sesuai perkiraannya. Memang apa lagi yang akan di bahas oleh Ditya kalo bukan perusahaan.

"Membalas perbuatan anak sama istri anda" jawab Fino santai

Ditya mengepalkan tangan kuat mendengar jawaban anak rekan bisnisnya itu. Dirinya memang tahu apa yang di lakukan oleh istri dan anaknya tapi apakah harus melibatkan perusahaannya.

"Jangan membawa masalah kemarin tuan muda Fino" tegas Ditya

Fino terkekeh geli, "i don't care Ditya Harianto"

"Anda tidak bisa seenaknya mencabut saham di perusahaan saya begitu saja karena anda sama sekali tidak profesionalitas" geram Ditya siap menonjok wajah Fino kapan saja

"Saya tidak peduli dengan profesionalitas. Because siapapun yang berani melukai putra saya akan menerima akibatnya" ujar Fino sangat dingin dengan tatapan menusuk

Ditya meneguk ludah kasar melihat tatapan menusuk Fino. Sungguh aura yang di keluarkan oleh Fino membuatnya merinding seketika. Beda tipis dengan papanya,Alex.

Tentu semua orang tahu bagaimana tegasnya Alex dalam memimpin perusahaan. Jika terjadi kesalahan sedikitpun maka orang-orang yang terlibat akan menerima akibatnya. Makanya tidak banyak perusahaan yang bisa bekerjasama dengan F'ndo company.

"Jangan mentang-mentang anda anaknya Alex bisa seenaknya menarik saham di perusahaan saya...karena apa?Alex pasti tidak akan setuju sama sikap anda ini" geram Ditya menunjukkan wajah Fino.

Fino mengelintir tangan Ditya lalu mendorongnya hingga tersungkur membuat sang empu kesakitan. Jelas Fino marah, dia paling tidak suka ada yang menunjuk wajahnya seakan itu adalah penghinaan baginya.

"Alex Fernando adalah seorang ayah yang akan melakukan apapun demi kebahagiaan putranya. Lalu kenapa papahnya saya akan marah ketika saya melakukan sesuatu demi kebahagiaan saya sendiri apalagi ini menyangkut cucu kesayangannya" desis Fino

Ditya bangkit dengan rahang mengeras, "gak ada yang dibanggakan dari anak pungut"

Tanpa aba-aba Fino menghajar habis-habisan setelah Ditya berani menghina putranya. Suara pukulan demi pukulan menggema di ruangan kerja Alex. Beruntung karyawan tidak mendengarnya karena ruangan Alex berada di lantai paling atas.

Max yang kebetulan sedang berjaga di luar pintu buru-buru masuk saat mendengar suara keributan. Alangkah terkejutnya melihat anak bosnya tengah memukuli Ditya tanpa belas kasihan. Padahal keadaan Ditya sudah terkapar mengenaskan di lantai.

"Tuan muda..." panggil Max pelan

"Bawa dia ke ruang eksekusi" perintah Fino dingin dengan amarah yang masih memuncak

"Tapi tuan muda-" Fino membanting vas bunga di atas meja hingga menimbulkan suara pecahan yang sangat keras membuat Max menghela nafas.

Dengan amat terpaksa Max mengangkat tubuh mengenaskan Ditya ke ruang eksekusi di bawah tanah perusahaan. Bisa di pastikan nasib Ditya tidak akan selamat di tangan Fino. Hanya keajaiban yang bisa membantunya.

FINO |Sudah Terbit|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang