hari yang melelahkan

55 42 163
                                    

Sebelum baca, vote dulu
Biasakan untuk mengahargai karya author dengan cara berikan dukungan🙏

♥️Happy reading♥️

Author akan uptude setiap hari jika kalian like dan komen sebanyak-banyaknya.

Mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan
(Typo dimana-mana).
.
.
.
.
.
.
_________________________________________________

Hari ini adalah hari senin, dimana setiap sekolah pasti melaksanakan upacara bendera untuk memperingati hari terlepasnya Indonesia dari penjajahan.

Dikediaman seseorang, alarm tidak berhentinya berbunyi. Bahkan jam itu jatuh pun tidak mampu membangunkan putri cantik yang sedang tertidur pulas. Seleta kara Adelina, lagi-lagi ia terlambat bangun.
Kara menarik selimutnya yang melorot, ia sangat menikmati tidurnya saat ini.
Mentari yang masuk ke jendela kamar yang sedikit terbuka menyilaukan mata. Kara terbangun dan melirik ke arah jendela.

Dengan muka kusut dan rambut yang acak-acakan khas orang baru bangun tidur. Ia mengambil ikat rambutnya di atas nakas dan mengikatkannya asal di rambut panjang hitam kecoklatannya.

Dengan berjalan sempoyongan, gadis itu mengambil handuk dan segera ke kamar mandi. Setelah menyelesaian ritualnya dikamar mandi, Kara keluar dari bilik kecil itu.

Beberapa menit krmuadian, Kara telah siap dengan baju seragam sekolah berwarna latte lengkap dengan dasi dan sedikit polesan make up. Membuat Kara terlihat sangat cantik. Kara memang sejak kecil sudah sangat cantik. Ia memiliki kecantikan alami yang diturunkan oleh neneknya yang berasal dari Jepang.

Dengan langkah besar Kara meraih ponsel dan tasnya yang berada di atas meja.
Kara lupa mengecek jam, ia bahkan tidak tahu jika hari ini adalah hari senin. Sebelum berangkat sekolah, Kara tak lupa mengunci pintu. Di perjalanan Kara menyapa setiap pejalan kaki yang lewat. Kara selalu melakukan hal itu jika moodnya sedang baik.

Tiba di halaman sekolah, ia melihat nampak sepi. Kara beranggapan jika para siswa belum datang semua. Kara melewati lapangan, ia tak menyangka jika para murid sudah berbaris rapi di lapangan.

"Aish ... bodo banget sih, kenapa bisa lupa kalau hari ini hari senin," ucapnya mendumel sembari memukul-mukul dirinya sendiri.
Dengan cepat kara memgambil seribu langkah dan tak menyadari kini ia telah ikut berbaris di lapangan.

Aurora yang menyadari kehadiran Kara melayangkan beberapa pertanyaan yang hanya di jawab singkat oleh Kara.

"Kara."

"Kara."

"Seleta Kara Adelina."

Tak ada sahutan dari Kara, Aurora menginjak kaki Kara dengan keras sehingga sang empu berteriak.

"Aww sakit," pekiknya dengan suara keras.

Semua peserta upacara menatap kearah asal suara. "Ada apa ribut-ribut?" Tanya kepala sekolah yang sedang berceramah alias menyampaikan amanat.

"Tidak apa-apa pak, maaf."

Kara menunduk malu karena semua kakak kelasnya menatap kearahnya. Aurora berusaha menahan tawanya melihat tingkah Kara.
Kara menyenggol lengan Aurora.

"Kamu sih Ra, nginjek kaki aku keras banget," omelnya.

"Maaf ya, sakit?"

"Gak, malah kurang kenceng." Aurora manggut-manggut membuat Kara memutar bola matanya. "Ya sakitlah bodo." Sinisnya.

"Hehe maafin Aurora dong Kar, loe sih di panggil gak nyahut gw kira loe kemasukan arwah jahat hahaha," ucap Aurora cekikikan.

"Ding dong ding dong, liat tuh kaki aku belum sembuh, kamu main injak-injak aja."

"Yaudah gw beliin bambang de."

"Hah? Bambang? Bembeng kali Ra. Ya kali aku di suruh makan Bambang kelas X yang kelebihan gizi itu kan?"

"Oh bembeng ya? Emang udah diganti?"

"Emang dari sananya kali, Ra."
Aurora hanya ber oh riah.

"Eh kaki loe kok bisa kayak gitu sih?"

"Nanti aja aku kasi tahu kalau udah selesai upacara."

"Loe utang penjelasan ya sama gw."

"Udah diam, kamu gak liat tuh ibu Dwita menatap ke sini terus."

Aurora berbalik jelas saja ibu Dwita terus menatap horor ke arah mereka seakan hendak menerkam. Aurora dan Kara memilih diam dan mendengarkan amanat dari kepala sekolahnya.

Kriingg

Bel berbunyi menandakan bahwa upacara telah selesai. Berakhir sudah penderitaan para murid SMA NEGERI 1.
Kara dan Aurora berjalan beriringan menuju ke kelas 11 IPA 3 begitupun dengan murid lainnya.

"Hai ada dua curut nih,"
Kara dan Aurora disambut oleh beberapa kata-kata yang tidak mengenakkan. Aurora kini telah emosi tapi ditahan oleh Kara.

Jujur mereka tidak pernah memiliki masalah kepada Aurora ataupun Kara. Dulunya Kara adalah murid yang sangat disegani oleh semua murid terlebih para guru karena Kara adalah murid yang sangat cerdas dan berprestasi.
Semua menjauhinya setelah Kara jatuh miskin termasuk Shally sahabatnya. Yap, Shally merupakan sahabat kecil Kara.

Tanpa menyadari air mata Kara lolos membasahi pipi mulusnya.

Aurora melihat Kara yang sedang melamun.

Flash back on

Beberapa tahun lalu ....

Kara dan Shally akan mengikuti perlombaan sekolah. Para guru memilih mereka berdua karena mereka adalah murid yang cerdas. Shally sangat antusias ia sangat berharap ia yang memenangkan perlombaan dan mendapatkan bintang. Hal yang sama dilakukan oleh Kara ia susah mempersiapkan semua keperluan untuk lomba nanti. Dan pada akhirnya lomba dimenangkan oleh Kara semua memberi ucapan selamat kepada Kara. Kara sangat disanjung sesangkan Shally merasa dikucilkan. Kara disambut oleh tepuk tangan yang meriah.

Kara mendapat hadiah dari orang tuanya. Sedangkan Shally malah mendapat omelan dari ibunya karena tidak bisa menyamai Kara. Shally merasa marah terhadap Kara.

Setelah beberapa lama, Shally sudah melupakan kejadian itu. Tetapi, kemarahan Shally menyulut. Saat tahu jika pria yang ditaksirnya lebih menyukai Kara yang cantik. Sedangkan Shally hanya seorang gadis cupu. Pada waktu kenaikan kelas di SMP, Shally mendapatbunga dari lelaki yang ia suka. Ia sangat bahagia dan menceritakan hal itu kepada Kara. Namun, kebahagiaannya pupus setelah tahu jika bunga itu bukan untuknya melainkan untuk Kara. Shally merasa marah dan malu.
Dis sekolah, ia mendapat peringkat ke empat. Kara mendapat peringkat pertama. Beberapa pujian ia dengar untuk Kara.

Kemudian, Shally mulai menjauhi Kara perlahan tetapi ia juga tahu jika orang tua Kara yang membiayai sekolahnya. Namun, setelah tahu Kara jatuh miskin Shally menjauh dan mengubah penampilannya. Lalu mengajak teman-temannya menjauhi dan membenci Kara. Sejak saat itu, siapa yang mendekati Kara, berarti akan berurusan dengannya.

Flash back off

"Kara," Aurora membuyarkan lamunan Kara.

"Hemm."

"Kok loe malah melamun sih?"

"Eh aku gak melamun kok. Aku cuma agak pusing i ... iya pusing. Aku ke toilet dulu ya."

Aurora menatap Kara bingun. Ia mencoba memanggil Kara tetapi Kara tak menimpali.

"Kenapa tuh anak kayak orang linglung aja."

Jangan terburu-buru nanti akan berakibat malu,
Haraplahsabar agar tidak
dikatakan orang bar-bar.
#Sri Rahayu

TBC
####

_________________________________________________

Tembus banyak like, Aku uptude cepat part berikutnya.

See you next part

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang