Camping

13 10 44
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

________________________________________________
______________

Bukalah matamu selebar mungkin
Dan ... rasakan betapa banyak orang yang sayang padamu
#Sri Rahayu

Hari sabtu, mereka memantapkan hati untuk pergi camping sekaligus memancing ikan. Siapa lagi kalau bukan keenam anak manusia yang kini tengah menikmati masa remaja.

Mereka sudah mempersiapkan segala sesuatu keperluan camping dan siap untuk berpetualang. Jalan yang di lewati cukup menantang, licin dan becek. Namun, tak sedikit orang yang ke sana untuk camping. Beberapa dari mereka membawa anak dan istrinya. Ada juga yang membawa kakek dan neneknya. Suasana di tempat itu sangat menabjubkan. Ada sebuah danau yang hanya berjarak 40 meter dari lokasi camping. Mereka sudah mendirikan tenda bulan berwarna merah hitam di dekat danau itu. Mereka sengaja hanya membawa dua tenda. Satu tenda untuk Kara, Shally, dan Aurora. Satunya lagi untuk Anggasta, Andi, dan Erza.

Setelah itu mereka memutuskan untuk pergi memancing. Sejam berlalu namun, mereka tak kunjung mendapatkan ikan. Setelah merasa bosan, ke enam pemuda pemudi itu kembali ke tenda masing-masing dan siap memasak makanan yang mereka bawa dari rumah. Mereka menikmati makanan itu dengan santai.

"Enak ya makan di tempat gini. Nafsu makan gue nambah. Waktu SD gue sering ke sawah hanya buat makan. Soalnya kalau di sawah itu juga enak. Kadang sampai gak makan kalau bukan di sawah."

"Ssekalian ajha lhoe bkhin rhumah di sawahh. Jadi lhoe gahk perlu repoth ke sawahhnya nanti."
Eh bang kalau mau bicara makanannya di telan dulu ya ampun jadi gini kan cara bicaranya.

"Eh kalau lagi makan tuh makanan di telan dulu baru ngomong. Tapi loe bener sih makan. Gak salah milih tempat loe."

"Iyalah kan gue dapat di google juga nih alamat. Di sini juga udaranya gak mencekam. Gak seperti di film-film yang menakutkan gitu."

"Ya beda lah kita tuh di reel life bukan di dalam film. Lagian di sini tuh banyak manusia yang sering sholat kalau lagi perjalanan jauh makanya setan pada takut kesini."

"Husst jangan bahas setan, kalau di denger loe sebut terus ikutan nimbrung gimana?"

"Udah gue bilang di sini gak ada setan aelah. Kalau pun ada kita baca ayat kursih aja."

"Yaudah sebaiknya makan dulu baru bicara."

Andi sengaja membawakan makanan yang banyak untuk teman-temannya terutama untuk Aurora yang doyang ngemil tapi gak gemuk-gemuk.

Mereka sangat menikmati suasana itu, membuat api unggun, bermain gitar, dan bernyanyi bersama-sama walaupun suaranya ada yang cempreng, fals, berbeda dengan ketiga cowok itu yang suaranya amat bagus, merdu dan enak di dengar.

Mereka menyanyikan lagu Last Child yang berjudul Duka. Anggasta dan Andi yang memainkan gitarnya. Semuanya bernyanyi dan meredamkan emosi masing-masing.

Kau membunuhku dengan kepedihan ini
Kau hempaskanku kedalam retaknya hati
Hingga air mata tak mampu
Tuk melukiskan perih
Yang kau ukir dalam hati ini

Kau hancurkan diriku saat engkau pergi
Setelah kau patahkan sayap ini
Hingga ku takkan bisa
Tuk terbang tinggi lagi

Dan mencari bintang
Yang dapat menggantikanmu
Sampai kini masih kucoba
Tuk terjaga dari mimpiku

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang