Ada apa dengan Nata?

36 22 174
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

________________________________________________
_____________

Dua hari sebelum ujian kenaikan kelas.
Membuat beberapa orang tepatnya anak ipa yang memakai kaca mata besar itu tengah sebuk menghafal rumus di otaknya. Beberapa dari mereka ada yang sampai belajar jauh-jauh hari sebelum ujian. Setelah jam istirahat, mereka berhamburan keperpustakaan untuk mencari materi yang telah di berikan oleh guru mereka. Di kelas anak ipa saat istirahat ada yang memilih tinggal di kelas untuk mencatat beberapa tugas, main handphone sambil belajar, dan sebagian dari meraka sibuk membaca buku yang tebalnya sampai lima ratus halaman. Lain dengan anak ips, mereka mana pernah memikirkan tugas bahkan saat ujian aja mereka tak mau, dan malas untuk belajar. Giliran sampai waktunya ujian mereka baru sibuk menyiapkan contekan. Itulah perbedaan anak ipa dan ips. Tapi, tidak semua juga sih. Ada juga anak ips yang rajin, dan mengejar pelajaran yang telah ia tinggalkan.

Kantin saat ini di penuhi dengan anak kelas sepuluh dan kelas sebelas ips yang membandel. Jangan tanyakan kemana kelas dua belas. Mereka kini harus mendapat tugas tambahan dan soal-soal latihan untuk dipelajari untuk persiapan ujian nanti. Mereka bilang ujian itu sangat susah dan menyebalkan tapi itu tidak berlaku untuk orang cerdas. Mereka seperti sudah hafal msti setiap rumus. Baik itu rumus fisika ataupun kimia dan mata pelajaran lain.

Sang gadis perempuan yang tengah berkutak dengan laptopnya sering kali mengusap, menjambak rambutnya kesal. Ia melihat notifikasi di hendphonenya menunjukkan ratusan chat dari orang yang berbeda. Merasa malas membalas, ia mematikan dan melempar ke sembarang arah benda mahal berukuran kecil tak berdosa yang berlogo apel yang sudah digigit.

Merasa malas dengan aktifitasnya sekarang. Perempuan berambut panjang kecoklatan itu mengambil hendphone yang sudah ia lupakan tadi. Kembali mengerool, setelah menemukan apa yang ia cari ia pun membuka aplikasi room chat berwarna hijau itu.

Setelah mengotak atik hendphone, beberapa menit ia bangkit dan mengambil handuk yang berada di belakang pintu kamarnya. Lama melakukan ritual mandinya di kamar mandi ia langsung mengenakan baju berwarna dark dan kunci motor sport warna merah.

Cewek cantik dan manis itu terlihat tomboy dengan motor tinggi yang ia kendarai. Walaupun merasa kesulitan namun akhirnya ia berhasil menyeimbangkan.

Tanggal 10 telah tiba, Kara mengajak kedua sahabatnya tapi tak mau. Jadinya ia harus pergi dengan di temani supir pribadinya. Sangat cantik, semua mata yang melihatnya pasti akan terkagum.

"Non cantik sekali, non udah mirip artis-artis yang terkenal itu loh. Kalau ada yang liat non pasti langsung klepek-klepek sama non."

"Hehe makasih pak."

Di sepanjang jalan Kara hanya menatap keluar dari kaca mobil. Ia tak tahu apa keputusannya pergi sendiri sudah bener. Sesampai di puncak ia di suguhi dengan pemandangan yang sangat menabjubkan. Semua sudah di dekorasi dengan mewah. Warna keemasan dengan putih menjadi warna dominan di sana. Kara suka tempatnya.

Alunan musik mengiringi langkah Kara. Kara tak menyangka jika akan seindah ini.
"Happy birthday Kara."

Teman-teman dan sahabatnya memberikan suprise untuk Kara. Kara mengrutuki dirinya kenapa bisa ia sampai lupa jika hari ini adalah ulang tahunnya.
"Ciee yang ulang tahun. Selamat ulang tahun ya beby."

"Makasih ya semuanya. Aku bener-bener gak ingat."

"Hehe kamu pasti gak mengirakan semua ini. Tapi, btw baju kamu cantik sekali Kara cocok dengan kamu."

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang