Ulang tahun

24 20 58
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

_________________________________________________

Andai saja masalah bisa bikin kaya
Mungkin aku adalah orang terkaya di masanya

#Sri Rahayu

Masalah sepertinya gak ada habisnya ya! Banyak kerikil-kerikilnya. Kenapa gak kebanyakan enaknya aja gitu supaya gak sad mulu. Eh kok malah belok jadi bucin sih. Nih tanda-tandanya korban film nih🤭😄

Kara tengah siap dengan baju yang menurutnya paling cocok untuk ia pakai malam itu. Lepas isya Kara diam-diam keluar tanpa memberitahukan Anggasta.

Ia memesan taxi online agar dandanannya tidak acak-acakan saat sampai di rumah Aurora. Rambut coklat panjangnya ia biarkan tergerai.

Sesampai di depan pagar rumah Aurora, penjaga rumah Aurora atau orang yang biasa dipanggil mang Tejo tidak ada di sana. Kara melihat pagar rumah Aurora tidak terkunci ia kemudian memberi salam dan masuk.

Beberapa lama Kara memanggil orang di rumah itu dan memencet bel berkali-kali barulah asisten rumah tangga Aurora keluar.

"Happy birthday to-."

"Eh Neng, maafkan bibi atuh neng tadi bibi di toilet jadi gak denger, hehe."

"Iya bi, ngak apa-apa. Eh saya kirain tadi yang keluar Aurora bi."

"Itu ... non Auroranya belum pulang dari sore neng Kara. Katanya mereka mau ngadain ulang tahun neng Aurora diluar. Emangnya neng gak ikut sama non Aurora."

"Ngg ... ggak bi."

"Iya sama neng bibi mah juga ditinggal di rumah sendirian. Kan bibi kesepiankan jadinya. Bibi cuma apa tuh ya kata-kata anak jaman sekarang tuh Gegana."

"Gegana?"

"Iya neng gegana kan tuh ya gelisah galau meranaaa," ucap bibi Aurora dengan gaya bicaranya yang alay.

"Haha bibi bisa aja. Yaudah deh bi ini Kara cuma mau nitip ini sama bibi. Nanti kalau Aurora pulang tolong kasi ya."

"Iya siap atuh neng. Gak masuk dulu aja? Tungguin non Aurora pulang. Supaya bibi ada temennya gitu. Bibi bikinin minum sekalian bibi bisa curhat kan hehe."

Aurora tercengang.
"Haha canda atuh neng. Neng mah sampe kaget gitu."

"Hehe iya bi. Kara mau langsung pulang aja."

"Ya udah kalau gitu neng hati-hati."

"Iya bi."

Kara menatap sekali lagi rumah sahabatnya itu. Merasa bersalah.

Mobil mewah berwarna hitam masuk kepekarangan rumah Aurora. Semua nampak gembira. Disana juga ada Andi dan keluarganya. Mereka mengantar Aurora pulang. Sepertinya rencana Aurora dan Andi berjalan dengan lancar. Tapi, bagaimana jika keluarga Aurora menganggapnya serius. Kan bisa masalah lagi.

Bibi membuka pintu dan mempersilahkan tuan rumah untuk istirahat. Semuanya masuk ke kamar masing-masing.

Aurora melihat ada kue dan paper bag di atas meja belajarnya.
"Nih dari siapa ya? Bi ... bibi ... ."

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang