kocak bareng

32 24 106
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

_________________________________________________

Sometimes the sky can look like a blank sheet. It's actually not. Your star is still there.
The earth is just turning
#Sri Rahayu

"Papa udah lakukan apa yang harus papa lakuin. Papa akan bantu Kara untuk merebut kembali saham dan semua harta yang seharusnya menjadi milik Kara. Papa lakuin ini bukan karena papa merasa berhutang budi kepada Kara atapun almarhum kedua orangtuanya. Tapi, karena papa udah anggap Kara sebagai anak kandung papa sendiri. Udah lama papa ingin membantu anak itu tapi ... huff papa merasa bersalah. Padahal papa udah berjanji kepada ayahnya dulu akan menjaga Kara dengan baik."

"Udahlah pa jangan begitu. Kita bisa perbaiki sekarang. Dan Shally sama Kara kan udah baikan jadi kita juga harus memperbaiki semuanya. Mama juga sebenarnya merasa bersalah kepada almarhum mamanya Kara. Dia kan sahabat mama dari kecil dan mereka juga banyak sekali membantu mama, membantu kita. Dan sekarang mama akan sering jenguk Kara dan kalau perlu kita ajak Kara buat tinggal bareng sama kita."

Shally yang mendengar itu tersenyum. Benar yang dikatakan kedua orangtuanya itu. Mereka tidak seharusnya melupakan kebaikan keluarga Kara selama mereka masih hidup. Tanpa mereka, kehidupan orang tua Shally tidak akan seperti ini.

"Shally sini duduk sayang," mama Shally menepuk kursi menyuruh Shally duduk disebelahnya.

"Shally gak masalah kan kalau-"

"Gak apa-apa ma, pa. Shally juga mengakui kalau sikap Shally selama ini ke Kara itu salah. Shally selalu jahat sama Kara. Padahal Kara adalah orang yang paling baik buat Shally. Kara selalu mengajarkan ke Shally kebaikan. Kara sahabat sekaligus keluarga bagi Shally. Shally menyesal dulu jahat banget sama Kara. Shally jahat ke Kara karena bukan karena aku benci Kara ma, pa. Tapi ... tapi hiks ... Kara terlalu istimewa di mata orang-orang. Shally gak mampu seperti Kara. Jujur Shally iri ma. Tapi sekarang Shally sadar kalau Shally gak boleh begitu."

"Alhamdulillah, papa dan mama senang kalau kamu sudah mengakuinya Shall. Papa bangga sama anak papa ini. Kamu sudah berani mengakui kesalahan kamu. Maafin papa ya sudah terlalu keras dalam mendidik kamu."

"Maafin mama juga ya. Kami begitu karena kami tahu kamu bisa. Kami hanya ingin kamu tahu arti dari perjuangan seseorang. Tidak semuanya yang kita inginkan dapat kita raih dengan mudah. Tidak semua keinginan dapat di dapat dengan gampang, seperti membolak balikan telapak tangan sayang."

"Iya ma. Shally akan belajar banyak dari Kara. Sekarang Shally tahu mana sahabat yang benar-benar baik sama Shally. Sahabat yang selama ini Shally bangga-banggain depan papa dan mama ternyata gak sebaik yang Shally kira. Mereka hanya manfaatin Shally ma. Shally sudah tahu semuanya. Saat itu aku gak sengaja dengar perkataan mereka."

Mama dan papa Shally merangkul dan membawa Shally kedekapannya. Kehidupan mereka kembali hangat. Satu kata yang berhasil Shally lontarkan yaitu bahagia. Ia Shally sekarang merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Shally dapat membuat kedua orangtuanya kembali hangat kepadanya.

Dilain tempat

Rombongan anak-anak kelas sepuluh dan beberapa kelas sebelas dan kelas dua belas berkumpul.

Mereka tengah asik membicarakan trending topik kali ini yang meluas di sekolahnya. Yaitu kemenangan Kara. Mereka selama ini hanya mendapat hasutan dari Shally dan kawan-kawannya dulu untuk membenci Kara. Padahal Kara sama sekali tidak pernah melakukan kesalahan apapun kepada mereka. Mereka merutuki diri mereka masing-masing karena udah jahat kepada temannya itu.

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang