Siapa saudari Kara

18 8 20
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

________________________________________________
______________

Perpisahan itu menyakitkan, bahkan sebaik apapun cara kita berpamitan, lalu bagaimana jika seseorang pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapaun?
#Sri Rahayu

"Siapa Loe?"

"Dia adalah musuh, jadi loe bekerja sama dengan dia?"

"Kenapa huh? Gue emang bukan seperti kalian. Gue manusia biasa, tapi gue berhasil bergabung dengan geng sesama kalian. Hebat kan gue."

"Dasar licik. Jadi selama ini dia bantu loe menjalankan semua rencana busuk loe. Hah sama-sama sampah. Emang bener sih sampah yang telah di buang pantas bersama sampah yang lain di tempat pembuangan." Anggasta.

"Gue bukan sampah!" Tegas Nalendra.

"Kalau loe mengakui loe bintang, terus kenapa loe gabung dengan sampah? Hah gak ada istilahnya bintang kerja sama dengan sampah, MENJIJIKKAN!"

"Jaga mulut kamu!" Gertak lelaki berbaju hitam dekat Nalendra.

"Emang mulut gue hilang? Loe di usir oleh Dewa bukannya tobat malah tambah bikin masalah. Emang gak pantes sih loe bergabung bersama kita."

"Pengkhianat," sambung Anggasta.

"Ya selama ini memang gue akui gue mengkhianati dewa. Gue udah janji gak bakalan ulangin tapi apa? Dewa malah usir gue. Gue pinter jadi dewa gak bisa ambil kekuatan gue."

"kenapa? Kalian takut sama dia? Ya jelaslah kalian kan masih dibawa dia," Nalendra.

"Gue gak pernah takut sama siapaun? Kecuali Tuhan dan takdirnya!" Tatapan Anggasta seperti seakan membunuh.

Perkelahian pun terjadi. Nata melawan Nalendra sedangkan Anggasta melawan si pengkhianat. Perkelahian terus terjadi sampai Nalendra terkulai lemah dan yang berjubah hitam itu pun menghilang.
Anggasta meraih kerah baju Nalendra.
"Masih mau main-main? Katakan dimana Kara!"

"Hah loe lemah ya ternyata. Bukannya loe punya sihir? Haha loe gak sepintar yang gue kira, Anggasta!"

"Apa maksud loe?"

"Loe masih gak ngerti? Padahal gue pakai bahasa yang baik. Tapi gak apa-apa gue bakalan ulangin. LOE BODOH! LOE PUNYA SIHIR! TAPI LOE GAK BISA GUNAIN KEKUATAN LOE BUAT NEMUIN KARA. HAHAHA ANGGASTA BODOH! ANGGASTA BODOH! BODOH!"
Nalendra terus meneriaki Anggasta dengan kata bodoh. Sepertinya kini Nalendra tengah gila.

Anggasta pergi dari tempat itu dan memerintahkan Nata untuk mengurung Nalendra. Nata bersikeras untuk ikut tapi dilarang oleh Anggasta. Anggasta menggunakan teleportasi agar sampai ke tempat yang dituju.

"Bego! Bego! Loe bego Anggasta! Loe bego! Bener yang dikatakan si Nalendra loe emang bego, goblok!" Anggasta tak hentinya memukul kepalanya sendiri. Merasa bersalah, ia. Merasa bodoh juga ia. Anggasta berpikir kenapa dari semalam ia menggunakan sihirnya untuk menemukan Kara? Ah sungguh goblok.

Anggasta berdiri di depan rumah sakit yang ia yakini keberadaan Kara. Anggasta berlari memasuki setiap sudut rumah sakit. Tanpa ia pedulikan orang-orang yang menatapnya bingung.

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang