.
.
.
.
.
.
.
._________________________________________________________________
Jika masalahmu sangatlah besar,
Coba bayangkan apa yang dapat membuatmu tenang dan mulailah pikirkan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang kau hadapi
#Sri RahayuAnggasta menatap ombak yang tenang di pinggiran pantai. Ia sengaja bangun cepat karena ingin mendinginkan perasaannya yang tengah memanas. Suara terpahan angin pada pohon kelapa di pinggir pantai terdengar.
Kara dan kedua sahabatnya masih terlelap karena semalaman mereka tidak tidur karena asik menonton film korea dan film kungfu kesukaan mereka. Mereka sangat suka dengan film yang berbau silat. Secara kebetulan, hobi mereka pun sama.
Kara menggeliat, ia terbangun dan melepas bandana berwarna biru yang melekat di kepalanya. Ia kemudian masuk ke kamar mandi dan membasuh wajahnya di wastafel.
Kara turun ke lantai dasar dan melihat kak Andi dan kakak dari sahabatnya, Aurora sedang asik menonton pertunjukan TV.
Kara tak melihat gerak gerik Anggasta dan Nata.
Kara pun ingin keluar dan menikmati suasana pagi hari. Baru kali ini Kara merasakan lagi nikmatnya bersantap dengan angin pantai.
Sepeninggal kedua orangtuanya, ini adalah momen terhangat baginya dan pertama kalinya ia ke pantai setelah sekian lama.Setelah puas berjalan menyusuri pantai, Kara terperanjat melihat kaki seseorang disana. Ia kemudian mendekat ke arahnya. Semakin mendekat, semakin jelas itu kaki seorang lakI-laki.
Anggasta? Ngapain dia disini?
Kara berlari dan mengangkat kepala Anggasta ke pangkuannya. Anggasta yang kaget tersentak melihat Kara.
"Ga kamu kenapa?""Kara, emangnya aku kenapa? Dunia masih baik-baik saja kan? Kamu kenapa disini?"
"Ih ditanya malah nanya balik."
"Aku," Anggasta menatap manik mata wanita didepannya tanpa berkedip.
"Kenapa?" Tanya Kara lembut. Saking lembutnya bahkan suara Kara hampir tidak terdengat oleh indra pendengaran Anggasta.
Dengan cepat Anggasta menggeleng.
"Aku tidak apa-apa.""Kamu bohong Anggasta. Kamu bohong!"
"Iya Kar, aku bohong! Aku gak baik-baik saja."
"Kamu punya masalah apa?""Kara aku gak mau kita berpisah," jujur Anggasta menggenggam tangannya.
"Aku juga gak mau Anggasta.""Tapi, sebentar lagi aku akan pergi. Kamu jangan sedih ya."
"Gak! Jangan bicara begitu. Aku gak mau itu terjadi Anggasta. Kamu kan pernah bilang gak akan pergi. Waktu itu kamu sudah berjanji. Kamu ingat kan?"
"Aku selalu dibayang-bayangin Kar. Kertas ... kertas merah itu. Kita punya kemauan tapi semesta punya kenyataan. Aku mau selalu ada di samping kamu, jagain kamu. Aku ingin selalu melihat senyum kamu, Kar."
"Anggasta aku akan bahagia kalau kamu selalu disini."
Anggasta menagkup wajah Kara dengan kedua tangannya.
"Aku mau bicara serius Kar."
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY KARA
General Fiction⚠️ HARGAI USAHA AUTHOR!! ● MENULIS TIDAK SEMUDAH MEMBACA. (Sebelum baca follow dulu ya😊) Dan jangan lupa tinggalin jejak _________________________________________________ SELETA KARA ADELINA adalah gadis cantik yang s...