bye-bye tukang kebully

28 19 117
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

_________________________________________________
__________

Ada saatnya kamu harus mengakhiri kejahatan yang kamu lakukan, agar kamu tahu kebaikan yang tertutupi
#Sri Rahayu

Pelajaran telah di mulai 2 menit yang lalu, namun ketiga manusia-manusia cantik nan memesona itu tak kunjung bangun. Sepertinya mereka sangat kewalahan.

"Non, bangun non."

"Non ayo bangun, kalian gak sekolah?"

Tak lama kemudian, bibi Yun mengambil kunci sarap dari laci yang ada di dekat tangga. Ia membuka pelan-pelan pintu kamar berwarna putih itu. "Non izinin bibi masuk ya, maaf kalau bibi lancang," bisiknya.

Bibi Yun masuk dan membangunkan ketiganya. "Hoaamm."

"Eugghh," lenguhnya. "Kenapa bi?"

"Maaf atu non tapi itu ... anu ... udah kesiangan. Bibi udah panggil dari tadi tapi gak ada sahutan jadi bibi masuk aja ke kamar non."

"Hah? Ini udah jam berapa bi?"
Aurora dan Kara sontak terbangun dari tidurnya.
"Udah jam delapan non."

"Anjir kita telat Kar. Kenapa bisa kita kelewat gini sih."

Kara dan Aurora turun dari kasur dan melempar selimutnya ke wajah Shally dan berlari ke kamar mandi. Kara menuju kamar mandi bawah dan Aurora memakai kamar mandi kamarnya. Bibi Yun yang berdiri merapikan gorden hanya menggelengkan kepala. Bibi Yun tak melihat keberadaan Shally yang tidur pulas tertutupi selimut.

Mereka berdua menuruni tangga dengan seragam sekolah dengan baju berwarna abu-abu dan rok motif kotak-kotak berwarna hitam campur abu-abu.

"Non cantik banget dah. Yaudah sarapan dulu. Bibi dah buatin susu sama roti dengan selesai coklat kesukaan non. Non Aurora juga sarapan."

"Gak deh bi nanti makan di sekolah aja dah telat banget. Pelajaran nih pasti dah di mulai. Kara minum susu aja bi."

"Kalau gitu rotinya bawa aja ya. Bibi siapin dulu di kotak makan."
Kara dan Aurora meneguk susunya dengan buru-buru, ia pun mengambil roti yang telah bini Yun masukan ke dalam kotak bekal.

"Ra naik motor aja yuk? Kalau naik mobil jam segini dah macet banget."

"Tapi gue gak bisa bawa motor gede Kara. Gue kan cuma taunya motor matic mana bisa kalau segede motor loe."

"Yaudah aku aja yang bonceng kamu."

"Kamu serius? Aku takut Kar."

"Udah aku gak bakalan bikin jalanan baru kok. Aku bisa."

Dengan terpaksa Aurora menaiki motor besar berwarna merah itu walaupun agak susah karena ia memakai rok. Di perjalanan Kara sangat was-was karena kali ini pelajaran guru killer. Sedangkan Aurora yang tadinya takut sekarang nampak sangat menikmatinya.
Kara sampai di parkiran sekolah namun ia tak tahu cara memarkir di dalam. Jadi ia harus meminta tolong kepada adek kelasnya untuk memarkirkan motornya dengan rapi.

"Makasih ya."

"Sama-sama kak. Aku permisi dulu ya kak."

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang