Bertemu Asya

11 10 30
                                    

Happy reading by
.
.
.
.
.
.
.
.

_________________________________________________
__________

"Huaa gue capek banget deh. Tapi, ini liburan yang paling seru buat gue."

"Gimana nanti kalau udah libur, kita jalan-jalan lagi? Banyak tempat yang pernah gue liat di google. Pokoknya kita harus kesana. Gimana guys?"

"Boleh juga tuh, tapi mending kita omongin juga ke yang lain. Ntar kalau mereka gak setuju gimana?"

"Gue sih setuju sama pendapat Kara. Kita tanyain dulu ketiga cowok itu. Kalau misalnya mereka dah setuju baru kita capcuuss."

Besok adalah pengumuman untuk para kelas sebelas dan sepuluh siapa saja yang akan naik kelas. Mereka semua menanti dengan harap-harap cemas. Walaupun nilai mereka anjlok di mata pelajaran setidaknya cukup memuaskan di ulangan kenaikan kelas. Jawaban kelulusan mereka tidak langsung di sampaikan bapak kepala sekolah ataupun guru tetapi pengumuman itu di tempel di dinding. Kini di dinding itu sudah banyak yang berbaris. Mereka berdesak-desakan untuk melihat siapa saja yang mendapatkan nilai paling tinggi. Ada yang kecewa setelah melihat nilainya sendiri padahal baginya ia sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun, syukur karena tidak ada yang tinggal kelas atau menganggur di kelas yang sama.

"Eh Ra aku penasaran sama nilai aku, tapi kita paling di belakang nih. Kapan kelarnya."

"Masih banyak di belakang kita kok. Tapi, gimana kalau kita terobos aja yuk," ajak Shally.

"Tapi yang baris banyak banget, gue males kalau rambut gue jadi bahan tarik-menarik kalau kita terobos. Udah biarin aja mereka selesai ntar kita liat nilai kita."

"Yaudah deh kita ngalah aja. Tapi Anggasta udah liat nilainya gak yah?"

"Coba loe chat Kar."
"Iya udah kok tapi belum di bales."

Setelah lama menunggu mereka bubar, ketiganya berjalan dan diikuti yang berada di belakangnya.
"Eh kok nama Nalendra ada disini? Kan dia dah lulus beda setahun sama kita."

"Ya iyalah ogep loe liatnya pengumuman kelulusan kelas dua belas. Jelaslah kalau Nalendra ada di papan nama itu. Tapi tetep ya Nalendra terus jadi juara satu sekaligus siswa teristimewa di sekolah kita."

"Iya, tapi gue yakin setelah ini pasti Kara yang akan jadi siswa tersistimewa di sekolah SMA 1."

Sontak Aurora berteriak histeris melihat nama Kara dan Anggasta berada paling di atas. Namanya dan Shally berada di bagian kedua dan ke tiga. Ya bener Shally lebih pintar sedikit dari Aurora.

"Huaaa Kara loe hebat banget deh. Nilai loe dan Anggasta paling tinggi, Shally kedua, yah gue ketiga tapi gak apa-apa deh yang penting gak jauh beda."

"Anggasta pasti seneng deh liat ini, aku fotoin aja deh. Kayaknya dia di rooftop deh."

"Eh bentar deh Ra, Kar. Nama Nata juga ada tuh. Dia jadi siswa terfavorit di sekolah ini."

"Nata pasti bahagia dia berhasil nunjukin kalau dia bisa. Semoga Nata melihat ini dari atas sana."

"Yaudah deh pulang yuk, gue dah di jemput kak Ezra nih."

"Duluan aja deh, aku mau temuin Anggasta dulu."

"Yaudah gue pulang sama loe ya Ra. Mobil gue masih di bengkel. Masa iya loe tega liat gue jalan sampai rumah yang jauuhh beut."

"Hehe iya ayok, gue juga gak tega kalau ninggalin loe. Kar, sampai rumah kabari gue ya. Hati-hati pulangnya. Gue duluan, bye."

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang