Ending

36 12 56
                                    

.

✨🌼🏜Happy reading🏜✨🌼

Hai guys gimana perasaan kalian sampai di sini?
Pesan-pesan-pesan kalian untuk mereka apa?
Jawab di komentar ya.
See you manteman beloved❤

.
.
.
.
.
.
.
.

_______________________________________________
____________

Cobaan hidup tak akan pernah berakhir, lika-liku kehidupan juga akan terus menguntai. Jadi jangan pernah berfikiran untuk menyerah. Jalani, hadapi, dan buktikan kalau kamu bisa. Karena hanya berdiam diri meratapi nasib, tidak akan menyelesaikan masalah.
#Sri Rahayu

"Ga, ayo cepetan nanti telat. Aku gak mau terlambat di mata pelajaran ibu Inggrid. Hari ini juga ibu Sastra ngajar."

"Hahaha, hahahah, kamu yakin mau ke sekolah?"

"Yakinlah Ga kamu gak liat aku pake baju sekolah. Ini kan hari senin Anggasta ih."

"Yakin? Tapi itu kok gak di lepas. Sepatunya juga mana mau pake sendal ke sekolahnya?"

"Oo iya astaga lupa." Kara lari terbirit-birit menaiki tangga rumahnya untuk merapikan rambutnya yang masih pake gulungan rambut.
Ia juga mengambil sepatu dan segera memakainya.

"Anggasta aku udah selesai."

"Udah semua? Lain kali ingat dong masa ia kunciran rambutnya masih di situ kayak gantungan. Pake sendal lagi salah. Masa yang kiri warna putih kaki kanan sendal warna pink mana ukurannya beda lagi."

"Hehe kan buru-buru aku gak mau telat ke sekolah apalagi sekarang kita udah kelas 12. Masa ia senior ngasih contoh yang gak baik sih. Kan malu juga. Apalagi kita belajar di tahun ajaran baru."

"Iya siap ibu negara. Udah pamitan belum sama bibi?"

"Udah kok. Nih ada dua bekal kata bibi suruh kasih kamu satu. Enak loe aku bantu bibi masak."

"Yaudah ayo. Pegangan nanti jatuh kan gak lucu."
"Tunggu dulu naiknya susah. Nih udah."

Kini tidak ada lagi namanya sihir atau apapun. Anggasta telah menjadi sebuah manusia seutuhnya. Eh masa sebuah sih kan Anggasta bukan buah atau benda. Nalendra? Jangan tanyakan dia kemana? Nalendra pindah sekolah ke luar negeri ikut paman jauhnya maksudnya kuliah. Di sekolah udah kembali aman tidak ada lagi buly-bulyan. Di sekolah itu sudah di terapkan anti buly. Siapa yang berani membuly baik itu siswa kelas sepuluh, sebelas maupun kelas dua belas akan dikenakan hukuman jika telah lebih tiga kali melanggar harus siap-siap di keluarkan di sekolah.

Semua guru di sekolah SMA 1 juga sudah sadar dan tidak ada lagi yang namanya pilih kasih atau apapun itu. Mau kaya ataupun miskin tidak ada perbedaan. Mereka telah menerapkan keadilan dan penjagaan ketat.

Sampai di pertigaan, Kara bertemu dengan Shally dan Aurora yang naik mobil. Kini hubungan persahabatan mereka semakin erat. Dan Aurora juga sudah merencanakan hari pertunangannya bersama Andi. Mereka tengah menjalani hubungan serius bukan lagi pura-pura.

"Hai Kara, hai Ga. Duluan ya," Shally melambaikan tangannya di atas mobil Aurora.
"Iya duluan aja."

"Ga," panggil Kara.

"Kata orang bener ya. Semua akan indah pada waktunya. Yang terpenting itu kita harus ikhlas dan sabar. Kalau kita nyerah dan gak kuat ya kembali lagi kita harus sabar, berdo'a dan terus berusaha. Aku bersyukur semua yang kita lalui ini ada hikmahnya dan dari kejadian itu juga kita belajar untuk tidak menyalahkan takdir. Karena Allah sudah merancang setiap jalan hidup manusia dengan sebaik-baiknya."

"Iya Kar. Makanya jangan pernah berpikir untuk putus asa apalagi sampai nekat untuk bunuh diri. Karena dengan bunuh diri itu gak akan nyelesaiin masalah justru akan menambah masalah yang kita hadapi. Apalagi kalau bunuh diri kita juga akan dapat dosa besar."

"Iya juga Ga. Semoga semuanya selalu baik-baik ya Ga. Aku seneng semuanya berhasil kita lalui."

Laju motor yang mereka kendarai berjalan perlahan saat sampai di lingkungan sekolah.
Tak lama kemudian, bel sekolah pun berbunyi. Itu menandakan bahwa pelajaran akan segera dimulai.

"Assalamualaikum anak-anak. Selamat pagi ... ."

"Pagi juga bu ... ." Jawab mereka kompak.

"Baiklah sebelum kita memulai pelajaran ada baiknya kita berdo'a terlebih dahulu menurut kepercayaan masing-masing. Do'a dimulai."

Semua menunduk dan berdo'a. "Do'a selesai."
"Oke ibu akan memperkenalkan kalian sama seseorang. Silahkan masuk."

Deg ....

Perempuan yang bersama ibu Ingrid sangat mirip dengan Dinda. Apakah dia Dinda? Tapi, Dinda udah tenang di alam sana. Lalu, dia siapa?

"Hai semua perkenalkan nama saya Arumi putri ningtias. Kalian bisa panggil saya Rumi. Senang bertemu kalian."

"Halo juga Rumi."
"Cantik neng."

"Namanya indah."
"Anak-anak Rumi ini adalah siswa pindahan dari SMA 2. Ibu harap kalian bisa membantu Rumi dalam perkenalan lingkungan sekolah."

"Baik bu."

"Oke Rumi kamu bisa duduk di kursih yang kosong. Baiklah ibu akan memulai pelajaran kita."

"Ga dia mirip Dinda kan?"
"Iya bahkan sangat mirip."

Ternyata begitu banyak orang-orang di dunia ini yang memiliki kesamaan bahkan wajah mereka sama persis. Sungguh Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya.

Kara dan Aurora berkumpul di kantin sekolah bersama Shally dan Anggasta.
Mereka menikmati bakso yang telah di siapkan.

Arumi mendekat ke arah mereka dan menawarkan diri untuk duduk bersama mereka dan dengan senang hati mereka pun sangat senang. Banyak teman itu baik. Tapi lebih baik lagi jika kita bisa saling menerima segala kekurangan dan melengkapi satu sama lain.

Aku sudah menunjukan pada dunia kalau aku bisa. Jadi, siapa lagi yang mau menyerah disini? 🔪

Ending

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang