Dini hamil

26 18 120
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

________________________________________________
_____________

"Loe kenapa bisa begini Din? Gue kenal loe dah lama dan gue gak nyangka."

"G ... gue j ... uga gak nyangka. Gue p ... ikir gue gak a ... ak ... an h ... h ... a ... mi ... l."
Dirinya kembali menangis.

Setengah jam berlalu, tidak ada yang membuka suara. Mereka juga takut bertanya lebih kepada Dini.
"Gue mau cerita tapi kalian janji ya jangan bilang ke siapa-siapa soal kehamilan gue."

Dini menatap ketiganya dan di angguki.
"Waktu kita ketemu di mini market, iya bener itu tespek gue. Gue waktu itu beli tespek karena gue udah telat tiga minggu. Awalnya gue gak percaya, bisa aja kan tespek itu salah. Dan gue beraniin diri buat periksa langsung ke rumah sakit dan ha ... hasilnya po ... sitif."

"Waktu itu-"

Flass back

Yang dikatakan Dini memang bener. Waktu itu iya ke luar negeri tapi hanya beberapa hari. Saat pulang ia bertemu dengan pacarnya. Dini gak tahu pacarnya ingin membawanya kemana. Pada saat mobil berwarna hitam berhenti di sebuah depan tempat dugem. Dini mulai panik. Ia terus mendesak pacarnya agar bicara tapi pacarnya hanya diam.

Pacarnya memaksa Dini agar turun dari mobil. Dini gak mau, pacarnya yang di ketahui bernama Reno memaksa Dini agar turun dan mengancamnya. Akhirnya Dini mengiyakan kata Reno dan masuk ke tempat itu. Saat sampai di dalam Reno mengaja dini ke temannya dan meninggalkan Dini begitu saja.

Dini menarik tangan reno untuk tidak meninggalkannya. Tapi, kekuatan Dini tidak cukup kuat untuk Reno yang memiliki badan kekar. Rena kemudian berbisik, "nikmatin malam ini sayang. Kalau udah aku akan jemput kamu."

Dini menangis mengejar mobil Renoyang semakin menjauh dati tempat itu. Teman Reno menarik paksa Dini agar kembali ke dalam.
Pada saat itu hujan tengah mengguyur kota Jakarta dengan derasnya.

Dini keluar dari tempat itu dengan wajah memerah dan penuh penderitaan.
Ia benci dan jijik kepada dirinya sendiri. Ia sudah hancur dan tak suci. Semua apa yang ia miliki tiba-tiba hancur. Hujan kembali turun dengan deras dan mengguyur tubuhnya. Semua yang sudah ia bangun dah hancur berantakan.

Reno memang menepati janjinya, ia menjemput Dini dengan senyum manisnya. "Maaf ya sayang, dan terimah kasih. Kamu memang menghasilkan banyak uang untukku."

Dini tak ingin di sentuh oleh Reno. Ia terus menepis tangan Reno yang hendak memegang tangannya. "KAMU JAHAT! KAMU JAHAT REN."

"Kemana Reno yang aku kenal dulu hah? Reno yang dulu bukan loe yang sekarang. Loe jahat. Kenapa loe tega sama gue? GUE BENCI SAMA LOE."

"Gue lakukan itu karena punya alasan."

"Alasan? Apa? Loe kenapa jadiin gue korban. Gue kan udah ngasi loe uang Reno yang gue minta sama papa. Gue udah bohong sama papa dan mama untuk loe. Gue selalu kirimin uang ke elo tapi loe tega ngancurin gue, lacar loe sendiri."

"Gue-"

"Gue apa? APA UANG YANG GUE KASIH GAK CUKUP?"

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang