Sakitnya kambuh

19 15 37
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

_________________________________________________
_

________________

Menyakitkan memang jika kita harus melepaskan orang yang kita anggap spesial di hidup kita. Tapi kiranya dari itulah kita bisa belajar mengikhlaskan):
I'm Strong
#Sri Rahayu

Kara berada di kamar mandi. Saat ini ia sedang menahan rasa sakit di dadanya. Kepalanya terasa ingin pecah. Serasa ada yang keluar dari lubang hidungnya. Kara melihat darah yang berwarna merah kehitam-hitaman terus menetes dari sana. Kara panik dan takut. Baru kali ini ia mimisan. Kara berusaha menahan diri tapi rasanya ia ingin lenyap dari dunia ini.

Anggasta yang mendengar keluhan Kara segera menuju ke kamar mandi. Tanpa ia ketahui Shally baru saja masuk ke rumahnya. Sekarang Shally masih berdiri di depan pintu masuk rumah Kara. Ia juga mendengar teriakan dari lantai kamar Kara. Segera ia membuang tasnya dan berlari menuju sumber suara.

"Kara loe kenap- akh."

Anggasta dan Kara terkejut melihat Shally yang tiba-tiba berada di depannya dengan berteriak. "Anggasta? Kenapa ada di rumah Kara? Loe benar Anggasta kan? Iya aku gak salah. Loe murid baru yang misterius itu."

"Ngg ... Aku ... ."

Tiba-tiba Kara ambruk. Kepalanya terbentur di gagang pintu kamar mandi. Segera Anggasta membopong dan membawanya ke kamar Kara. Shally mengekori dengan penuh tanda tanya.

"Ngapain diam aja?"

"Aku ... Aku harus ngapain?"

"Telpon dokter sekarang!"

Dengan menuruti perintah Anggasta, ia menelpon dokter kepercayaan bokap nyokapnya.
Tanpa menunggu terlalu lama, dokter yang ia panggil pun sudah berada di depan rumahnya. Setelah Kara di periksa dokter wanita yang bernama Wanda pun pamit.

"Kenapa liatin aku? Loe masih kaget kenapa gue bisa disini?"

"Iya, gue baru tahu kalau loe dekat dengan Kara."

"Oh ya?"

"Iya, kalian pacaran?"

"mau gue gitu. Haha jangan kaget seperti itu. Sebenarnya gue tinggal disini," jawabnya santuyy. Santuyy Bosque.

"Ha? Loe tinggal disini?"

"Iya loe juga tinggal di sini kan? Jadi kita satu sama. Sama-sama numpang." Kini nada bicara Anggasta mulai dingin.

Shally hanya tersenyum kecut. "Beneran? Ta ... Tapi gue gak pernah liat loe sebelumnya ada disini."

"Jangan bilang ke siapa-siapa soal ini."

"Kenapa?"

"Loe masih tanya kenapa? Astaga loe belum ngerti juga? Jadi ketua geng tukang kebully di sekolah ternyata sepolos gini ya."

Merasa di sindir Shally bangun dari duduknya dan pergi. "Mau kemana?"

"Gue mau ... masak."

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang