awal penderitaan

157 93 432
                                    

🎉🎉Happy reading🎉🎉
Selamat membaca ya manteman
.
.
.
.
.
.
.
.

________________________________________________
_

________________

Kara tertidur di bangku sekolah karena kecapean, rasa kantuk yang menyerangnya membuat ia tak peduli akan cacing perutnya yang sudah dari tadi berteriak meminta di beri makan.

Kara bermimpi bertemu dengan sosok laki-laki yang tak pernah ia temui di kehidupan nyata. Dimimpinya Kara terlihat sangat anggun dan cantik dengan dres berwarna merah dan sepatu hak tinggi. Kara berdansa dengan seseorang yang asing baginya tapi diakhir ucapan sosok lelaki misterius sebelum Kara terbangun mengatakan bahwa dia adalah ksatria penolong Kara.

"Ksatria penolong?"

"He bangun! Ini sekolah bukan untuk tidur, dasar anak jalanan. Kamu pikir ini sekolah punya bapak kamu seenaknya aja tidur," hardik Shally membuat sang empunya meringis dan terbangun dari tidurnya karena ditimpuk oleh buku yang tebal.

"Ia Shall, liat tuh liurnya kemana-mana, eww ..."

"Hahaha, eww," ucap seisi kelas.

"Aku gak ileran kok, maaf aku ketiduran. Aku capek."

"Hah, sok polos banget sih lu."

"Nih, Aku kasih uang. Aku kasihan lihat kamu kayak pemulung gitu." Shally lagi setengah menghina.

Kara menatap sekeliling, ia tahu seisi kelas sedang menatapnya remeh. Semenjak Kara jatuh miskin semua teman-temannya merendahkannya bahkan mereka tidak mau berteman lagi dengan dirinya. Mereka takut ikutan jatuh miskin, katanya.
Kara menatap lagi uang yang berada ditangannya, dua ribu rupiah yang di berikan oleh Shally. Mata Kara berkaca-kaca tentu saja itu membuat hatinya teriris-iris.

Kara menatap Shally dengan sorot mata yang memerah. "Apa lo liatin gue kayak gitu? Loe nantangin gue?"

"Aku punya salah apa sih sama kamu? Kamu kenapa jahat sama aku? KENAPA?" Seketika suara Kara meninggi membuat Shally dan kawan-kawannya kaget.

"Udah berani bentak gue sekarang ya? Sini lo."

Shally menarik rambut Kara dengan keras. Kara tak kuasa menahan rasa sakit di kepalanya. Air matanya pun ikut jatuh. Ia mencoba melepaskan tangan Shally dari rambutnya namun jambakan Shally sangat kuat.

"Aww sakit Shall."

"Apa? Gue gak denger lo bilang apa."

"S ... sakit. T-tolong l-lepas." Kara memohon agar Shally mau melepas jambakannya.

"Apa? Ngomong sekali lagi gue gak denger." Dasar tuli.

"L-lepasin rambut aku... ini sakit."

"Kalau ngomong yang keras."

"Aku mohon lepasin." Kara sudah merasa sangat lemas. Shally melepaskan jambakannya dengan keras membuat Kara terduduk dan kepalanya terbentur kaki meja.

Sial Kara tak dapat menahan air matanya yang kian menderas.

Kara berusaha tersenyum. Kara menepuk pundaknya sendiri.
"Nggak apa-apa ini bukan pertama kalinya," lirihnya dan berlalu meninggalkan kelas.
Baru beberapa langkah Kara melangkahkan kakinya, salah satu teman sebangku Stella menjulurkan kakinya sehingga Kara terjatuh dengan posisi tengkurap.

Semua seisi kelas menertawakannya.
"Ck, mengapa harus jatuh disini."

"Kara Kara kamu kasihan banget sih. Udah miskin, hidup kamu juga memprihatinkan hahaha. Liat dia guys dia kayak orang linglung aja."

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang