Minggat

31 21 46
                                    

.
.
.
.
.
.

_________________________________________________

Sudah banyak rasa sakit dan kecewa yang kulalui, tapi kamu melihatku tidak pernah menyerah kan? Ya karena aku tidak sepertimu
#Sri Rahayu

Shally tidak menghiraukan teriakan sang ibu. Ia sudah berada jauh dari rumahnya. Ia sempat menoleh saat ibunya terus memanggil nanya untuk pulang ke rumah.

"Mama masuk aja ke rumah. Shally mau pergi. Kalau Shally sudah dapatkan yang Shally mau aku akan pulang ke rumah. Shally akan buktikan kalau Shally bisa membanggakan papa sama mama. Walaupun mama dan papa tidak pernah melihat usaha aku, aku akan tetap berusaha wujudin mimpi Shally dan akan mengalahkan Kara."

"Shally jangan tinggalin mama nak, mama janji alan turutin maunya kamu dan akan ngertiin kamu tapi tolong jangan pergi dari rumah. Papa tadi cuma emosi sama kamu. Sebenarnya papa sangat sayang sama kamu. Dia hanya mau yang terbaik untuk kamu."

"Yang terbaik mama bilang? Mama tahu gak apa mau Shally? Mama tahu gak apa yang Shally butuhkan? Asal mama dan papa tahu Shally cuma butuh dukungan dan sedikit kasih sayang dari kalian. Tolong kali ini aja mama izinin aku buat ikutan latihan dance itu."

"Ya sudah mama akan izinin kamu dan mama akan selalu dukung apa keinginan kamu."

"Mama serius?"

"Iya serius sayang."

"Makasih ma."

"Sama-sama sayang, sini mama peluk. Tapi Shally juga harus janji. Shally gak boleh lagi berpikiran kalau mama dan papa tidak sayang sama kamu."

"Iya ma, Shally juga minta maaf kalau Shally selalu nyusahin mama dan papa. Shally cuma kepingin mama dan papa dukung apa yang shally ingin."

"Iya sayang."

Shally tersenyum dan segera datang ke tempat latihan yang sudah di tentukan oleh Andi sang pelatih. Rencana Shally kali ini adalah dengan menyamar sebagai Kara. Ia tahu jika Andi adalah seorang pelatih yang profesional.

"Permisi."

"Masuk."

"Kak Andi kan?"

"Kamu Kara?"

"I ... iya kak. Kok kakak tahu?" Sebisa mungkin Shally mencoba agar tidak gugup bisa-bisa kebohongannya terbongkar.

"Ayo masuk kamu harus menandatangani kontrak kita."

"Kontrak kak?"

"Ia kontrak. Selama kamu latihan di sini kamu terlebih dulu harus menyetujui sebuah kontrak ini. Karena ini sudah menjadi peraturan antarkerja kita."

"Oh ia ba ... ik."

"Yang diceritakan sama Ezra beda ya."

"Ma maksudnya kakak apa?"

"Ia aku denger dari Ezra, Kara itu orangnya optimis dan tidak gampang menyerah tapi yang gue liat dari kepribadian kamu. Kamu itu pendendam, suka meniru orang lain agar kamu terlihat lebih unggul dari mereka. Saran gue sih kamu harus merubah sikap kamu itu. Jangan mudah menyalahkan orang lain."

STORY KARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang