.
.
.
.
.
.
.
._______________________________________________
____________Hari ini Kara mendapat kabar buruk dari kantor polisi. Pamannya meninggal dunia di dalam jeruji besi karena terkena serangan jantung. Kini jenazahnya akan di makamkan di pemakaman umum di Jakarta. Sedangkan, bibinya tengah pingsan dan di antar ke rumah sakit.
Walaupun Kara pernah gak suka dengan pamannya tapi ia tetep menghormati almarhum sebagai adek ipar orangtuanya.
Kara mengantar jenazah pamannya kepemakaman sampai selesai di makamkan."Paman yang tenang ya di sana. Semoga amal ibadah paman di terimah di sisi Allah. Semoga segala kekhilafan paman semasa hidup di ampuni oleh Allah. Kara pamit dulu ya paman."
Setelah itu Kara pun ke rumah sakit untuk menjenguk bibinya. Bibinya dikabarkan pingsan karena terlalu memikirkan suaminya. Ia juga kadang tidak mau makan di kantor polisi. Kara memandang wajah teduh bibinya yang tengah tertidur panjang.
"Hmm ... andai saja bibi gak meninggalkan Kara dan ibu waktu itu mungkin ini semua gak akan terjadi. Kara sangat sayang sama kalian sampai sekarang. Mungkin sekarang oaman telah ketemu sama ayah dan ibu. Kasihan anak paman dan bibi yang tidak bisa pulang, semoga ia bisa menerima kenyataan ini disana."
Kelopak mata bibi Kara perlahan terbuka. Ia menatap Kara nanar. Ia berusaha bangun namun di tahan oleh Kara. "Bibi istirahat aja dulu. Jangan banyak gerak, bibi masih sakit.""M ... a ... af. Bibi minta maaf."
"Iya Kara sudah memaafkan bibi."
Bibinya menggenggam tangan Kara, "Paman kamu ... hiks paman kamu meninggal Kara. Paman-"
"Iya bi Kara udah tahu, sebelum kesini Kara ke pemakaman paman dulu. Bibi yang sabar ya. Kara akan tetap di sini kok jagain bibi sampai bibi benar-benar pulih."
Bibinya terdiam, dia sangat menyesali perbuatannya. Ia bahkan rela bersujud di kaki Kara agar Kara bisa memaafkannya. Tak perlu minta maaf pun Kara sudah memaafkan mereka kok.
"Yaudah bibi istirahat aja ya. Kara mau cari makan dulu."Di kantin Kara duduk melamun, ia tidak tega dengan keadaan bibinya yang memburuk. Kara berfikir akan membebaskan bibinya dari penjara. Lagian saat ini bibinya adalah keluarga satu-satunya dari ibunya. Keputusan Kara sudah bulat, ia harus melakukan itu. Kara tak mampu melihat orang yang ia kasihi sampai terpuruk seperti itu. Apalagi ibu itu bukan orang lain.
Setelah membayar makanan di kantin, Kara kembali ke ruangan tempat bibinya di rawat. Tak lama kemudian, dua orang suster masuk ke dalam ruangan itu. Satu suster memeriksa keadaan bibinya dan satunya lagi membawakan bubur. Kara berterima kasih dan perlahan menyuapi bibinya.
"Kara makasih ya. Bibi sangat merasa bersalah. Kamu anak yang sangat baik dari dulu. Seharusnya hibi dan almarhum paman kamu tidak meninggalkanmu di saat mama dan papa kamu meninggal."
"Gak apa-apa bi. Semuanya sudah terjadi, Kara sudah belajar mengikhlaskan semuanya. Kara juga sudah memaafkan Bibi dan almarhum paman. Oh iya anak bibi belum bisa pulang karena ia di kontrak di sana. Pekerjaannya sangat padat. Kara harap bibi kuat ya."
"Tapi bibi takut Kara. Kalau bibi sembuh pasti polisi akan datang ke sini jemput bibi kembali ke penjara. Bibi gak mau di penjara lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY KARA
General Fiction⚠️ HARGAI USAHA AUTHOR!! ● MENULIS TIDAK SEMUDAH MEMBACA. (Sebelum baca follow dulu ya😊) Dan jangan lupa tinggalin jejak _________________________________________________ SELETA KARA ADELINA adalah gadis cantik yang s...