Dua Minggu berlalu sejak aku terbangun dari tidur panjang selama dua bulan lebih, Jaehyun semakin lengket saja. Jangan tanya bagaimana sikapnya padaku sekarang. Bahkan saat sedang sibuk dengan meeting dan tahu bahwa hari ini adalah hari kepulangan ku, Jaehyun sampai meninggalkan pertemuan dengan para petinggi demi ingin mengantarku pulang dengan selamat.
Karena suamiku bilang, dia telah membeli rumah baru dan kami harus tinggal di sana sekarang, jadi saat ini aku, Jaehyun dan Junghwan tengah berada dalam perjalanan menuju hunian untuk hari ini dan seterusnya.
"Jae.."
"Hm?"
"Gimana sama dokter Kim, Junhoe dan Luda?"
Sekilas, ku lihat Jaehyun melirikku. Namun sedetik kemudian, dia menghela nafas pelan dengan lengan yang mencengkram kemudi setir.
"Dokter Kim mati."
Mendengar itu, aku tak bisa untuk tidak terkejut. Benar-benar diluar dugaan karena ku pikir, mereka belum ditemukan setelah Winwin bilang ketiga orang itu kabur saat polisi datang ke TKP.
"K-kenapa?"
"Udah ajalnya."
Aku mendekus. Agak kesal atas jawabannya barusan. "Serius Jae!"
"Emangnya jawaban apa yang mau kamu dengar?"
"Ck. Alasan kenapa dokter Kim bisa meninggal!"
"Polisi nemuin dia udah gak bernyawa. Kemungkinan jatuh ke jurang atau mati tertusuk ranting. Itu yang aku dengar dari Sehun."
"Iya kah? Kasihan sekali."
"Untuk apa kasihan? Dia adalah penyebab meninggalnya anak kita."
"Itu udah takdir. Mungkin Tuhan belum bisa nitipin anak untuk kita, Jae. Kamu jangan nyalahin orang."
"Terus siapa yang pantas aku salahkan? Kamu?"
Aku menatapnya penuh dengan dahi bertaut. "Kamu nyalahin aku? Maksud kamu aku penyebab meninggalnya anak kita?"
"Kalau aja kamu waktu itu gak pergi dari apart dan ngobrol sama aku gimana kelanjutan hubungan kita, pasti semuanya gak akan jadi kayak gini Chaey."
"KENAPA GAK DARI KEMARIN AJA KAMU NGOMONG KAYAK GINI SAMA AKU? KENAPA NUNGGU AKU SEMBUH DULU KAMU BARU TERUS TERANG?" mendadak aku kesal sendiri.
Ada apa dengan Jaehyun? Kenapa dia seperti itu? Apa aku yang memang dalang penyebab ini semua?!
"Seharusnya kamu gak perlu bawa aku ke rumah sakit, Jae. Harusnya kamu gak perlu donorin darah untuk aku dan harusnya kamu biarin aja aku mati sama anak kita! Dengan begitu, kamu bebas balik lagi sama Rosé!"
"Jaga ucapanmu, Chaey."
"Kamu gak tahu gimana rasanya jadi aku? Setelah selama ini menahan sedih karena Jeana dan Jeffrey pergi, lalu mendengar vonis dokter yang berkata aku gak akan bisa hamil lagi. AKU TAHAN SEMUANYA SENDIRI JAE!"
"KAMU—"
Suara Jaehyun mendadak terhenti saat mendengar isakkan seseorang dari kursi bagian belakang.
"Cukup dad,"
"Sayang.."
"Setiap kali Jung pulang sekolah dan datang ke rumah sakit, Jung selalu nemuin bunda menangis, melamun dan terus memegangi perut. Harusnya Daddy jangan ngomong kayak gitu."
"Jung, sayang. Maafin bunda ya?" Aku mengusap surai hitamnya. Perlahan tubuh mungil itu ku angkat dan ku pangku agar dia duduk tepat di depanku. "Ssstt jangan nangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck Misunderstood [END]
FanfictionTerjebak dalam situasi seperti ini membuatku menyesal. Jaehyun ft. Chaeyeon