"Junghwan. Apa kamu gak rindu mommy?"
Anak itu menggeleng tapi aku yang terkesiap. Tidak menyangka dia akan menjawab semudah itu tanpa berpikir panjang.
Masalahnya, ini sudah dua Minggu Rosé tak menghubungiku. Ingin bertanya pada orang tuanya, aku sungkan karena perempuan itu selalu melarang ku untuk menelpon anggota keluarganya.
Aku curiga kalau ternyata Rosé mengganti nomornya dan kehilangan kontak ku. Atau ponselnya hilang dan dia tak mencadangkan akun media sosialnya, jadi menghilang bak ditelan bumi.
Ini sudah lebih dari masa cuti. Kampus tak bisa membiarkan seorang mahasiswa alfa selama seminggu lebih kalau keadaannya tidak terlalu mendesak.
Sebenarnya apa alasan dia terbang ke Selandia dan tak ada kabar seperti ini? Walaupun menyebalkan, tapi aku tetap saja khawatir padanya.
"Bunda," suara Junghwan mengalihkan atensiku dan menghentikan langkah. "Hm?"
"Itu.. kak Renjun." dia menunjuk ke arah seseorang yang tak lain adalah pemuda kelahiran Jilin dan bermarga Huang.
"Junghwan mau main sama kak Renjun?"
Kepalanya mengangguk tanda setuju. Maka, aku memanggil Renjun agar dia datang kemari dan berkenan mengajak anakku bermain.
Beberapa menit yang lalu aku baru saja menyelesaikan kelas bahasa dan hendak menuju ke apartemen dengan Junghwan yang sejak tadi ikut bersamaku dan bahkan aku ajak memasuki kelas tadi.
"Hai, kak Chaey. Kenapa manggil?"
Tanpa di duga, bocah ini memeluk pinggang Renjun dan menengadah. "Kak Renjun, ayo main!"
"Kamu ada waktu gak Njun?"
"Hm. Baru aja selesai ngumpulin tugas ke papa."
Informasi untukmu, Renjun ini anak dari salah satu Dosen yang ada disini—Namanya Profesor Chanyeol. Beliau mengajar di fakultas dokter hewan. Marga mereka memang berbeda karena Renjun bukanlah anak kandungnya.
"Main ke apart kakak mau? Kasihan Junghwan kayaknya butuh teman."
"Boleh. Tapi nunggu Jeno, Haechan sama Jaemin gak apa-apa kak? Soalnya kami ada janji mau ketemu."
"Iya, tentu. Ajak ke apartemen ku sekalian juga gak masalah."
"Kak Njun. Gendong!"
Seperti perintah Junghwan, Renjun menggendongnya. Padahal tubuh pemuda ini lebih kecil dibanding teman-temannya yang lain, aku hanya takut tinggi badannya tidak akan tumbuh lagi.
"Aigoo~ padahal baru beberapa tahun yang lalu kau lahir, sekarang udah gede aja. Cepat banget sih!"
"Iya kan aku makan, kak. Kata ibu guru kalau kita banyak makan, kita bisa semakin tinggi dan gendut!"
Sudah aku bilang. Saking terlalu seringnya Junghwan denganku dibanding bersama Rosé, orang-orang jadi mengira bahwa balita itu adalah anakku. Karena sahabatku tidak pernah membawa Junghwan kesini, jadi mereka tahunya anak yang memiliki nama Jung Junghwan tersebut adalah darah daging ku.
Oh iya. Tentang marga si bocah, aku bukan mengaku-ngaku kalau itu benar anakku sampai marga kami sama, itu karena—Rosé bilang, lelaki yang menyetubuhinya di Bar waktu itu memiliki marga Jung, ketika meminta pada Rosé untuk mendesahkan namanya.
Ugh. Menggelikan. Sangat erotis dan itu menjijikan.
"Nah itu mereka!" Seru Renjun, yang membuatku ikut menoleh.
"Lama banget sih kalian."
"Santuy, Njun. Tadi ban motor gue bocor gara-gara boncengin anak ini. Pembawa sial emang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck Misunderstood [END]
FanfictionTerjebak dalam situasi seperti ini membuatku menyesal. Jaehyun ft. Chaeyeon