21| Lamaran dan Kejutan

223 62 4
                                    

Kemarin, aku dan Jae sudah memanjakan Jung dengan sepatu, baju dan beberapa mainan baru, sesuai dengan janji calon suamiku yang katanya akan mengunjungi mall sampai malam dan itu benar ditepati.

Hari ini, Jae kembali berulah. Dia menitipkan Jung pada mama dan papa dengan alasan ada urusan mendadak namun dia malah membawaku ke suatu tempat. Bahkan Jae bilang kalau sampai malam kami tidak pulang, Jung sementara menginap di rumah mama dan papa.

Papa tentu tidak keberatan, apalagi mama. Justru anak kami lah yang enggan ditinggalkan. Alhasil, Jae kembali membuat janji akan mengajak Jung ke taman bermain Lotte World pada hari Minggu dan anak itu menyetujuinya.

Jung memang terkadang bersikap dewasa, namun sisi childish nya akan selalu muncul.

"Kita ngapain disini, Jae?" Itu yang sedari tadi masih menjadi pertanyaan bagiku.

Beberapa menit lalu, kami sampai di sebuah restoran mewah daerah Apgujeong. Jaehyun tak berkata apa-apa sebelumnya, selain memintaku untuk berdandan secantik mungkin.

Lelaki di hadapanku ini, menggenggam lenganku yang terulur di atas Meja. "Kamu suka gak sayang?"

"Ku rasa ini terlalu berlebihan."

"Berlebihan bagaimana? Gak ada kata berlebihan untuk kamu."

"Bukan gitu Jae. Cuma.." mataku berpendar dan tak menemukan pelanggan lain. Aku rasa Jaehyun menyewa restoran ini khusus untuk kami berdua. "Berapa uang yang kamu keluarkan untuk semua ini?"

"Lima ribu dollar."

"Ya ampun kamu serius?!" Pekik ku dengan netra membola.

Jaehyun malah terkekeh. "Kenapa emangnya?"

"Ini pemborosan, astaga. Mending uangnya di tabung untuk masa depan."

"Kamu adalah masa depanku, Chaey. Apa salah aku mempergunakan uang untuk masa depanku?"

"Bukan gitu. Tapi.. boros uang. Kamu tahu diluar sana  banyak yang gak bisa makan karena mereka gak punya uang, tapi kamu? Dengan mudahnya ngeluarin uang cuma untuk sewa restoran? Kamu terlalu menghambur-hamburkan uang."

"Selama ini aku bekerja untuk kehidupan yang akan datang, dan kamu tahu? Kehidupan itu sekarang ada di depan mataku, yaitu kamu. Takdirku."

"Jae.."

"Kadang kala kita harus berkorban untuk apa yang seharusnya menjadi milik kita, Chaey. Termasuk aku yang berusaha membuat kamu luluh dan berakhir jatuh cinta sama aku." Jae melepaskan genggaman tangannya dengan milikku dan merogoh sesuatu dari dalam kantung celana jeans navy nya. Berpindah tempat ke samping ku sambil berlutut.

Sebuah kotak beludru berwarna merah dia tunjukkan padaku. Bentuknya mawar, dan sangat cantik sampai aku termangu sesaat.

Jangan bilang..

"Mungkin waktu di mobil tempo lalu, aku ngelamar kamu diwaktu yang gak tepat. Dan sekarang, aku mau melakukan apa yang seharusnya seorang lelaki gantle lakukan ketika melamar pasangan nya." Dia membuka kotak itu, dan memperlihatkan sebuah cincin emas dengan manik Krystal di tengahnya. "Sayang. Will you marry me? I don't accept rejection, so the choice is either yes or okay!"

Terkesan memaksa memang, namun aku suka Jaehyun yang terang-terangan seperti ini. Dia seakan menegaskan bahwa aku adalah miliknya dan tidak boleh ada orang lain yang memiliki ku selain dirinya.

Sebelah tanganku di raih olehnya, kemudian disematkan benda berbentuk lingkaran itu di jari manis ku.

Aku tidak bisa untuk tidak menangis. Ini benar-benar diluar dugaan, tanpa konfirmasi, di hari valentine dia melamar ku untuk kedua kali.

Stuck Misunderstood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang