42| Si Pemeran utama dan pendukung

293 57 28
                                    

"Entahlah. Aku terlalu banyak mengumbar rahasia pada banyak orang." Keluhku pada Winwin yang tengah menatap keluar jendela sambil menyeruput kopi hitamnya.

"Rahasia?"

"Hm. Sama kamu dan Eunwoo. Tanpa sadar, aku juga yang membuat kalian menjadi dekat seperti ini setelah sebelumnya enggak saling mengenal."

"Rahasia apa yang kamu buat sama dia?"

"Tentang orang yang meneror ku dari dua Minggu yang lalu."

"Ceritakan padaku sekarang."

Bibirku mencebik tak suka. "Oh ayolah! Apa aku harus membuat rahasia baru juga denganmu?"

"Aku cuma mau membantumu. Chaeyeon-ah. Kalau kamu gak mau cerita ke Jaehyun, kamu harus cerita ke aku."

"Aku bingung mau cerita darimana. Sebenarnya Eunwoo yang tahu inti masalahnya."

"Maksudnya?"

"Eunwoo bilang dia bertemu perempuan yang selama ini menguntit ku."

"Menguntit?"

"Hm. Unknown itu berbicara tentang ku, Rosé dan Jaehyun dengan seseorang di telepon. Aku curiga si wanita ingin melakukan sesuatu yang membahayakan."

"Dan kamu menyembunyikan ini dari Jaehyun?" Winwin menyandarkan punggungnya pada kursi. "Wah, kau benar-benar luar biasa Chaey."

"Aku pikir, aku bisa mengatasinya sendiri."

"Yakin?"

"Ingat ya. Aku gak akan butuh bantuan mu." Desisku kesal. Lelaki ini selalu saja menyepelekan aku yang notabenenya seorang perempuan.

"Jangan berlagak sok kuat. Gak sadar sekarang ada nyawa lain yang kau kandung?"

"Aku tahu."

"Siapa perempuan itu?"

"Eunwoo sering melihatnya. Bahkan lelaki itu tahu dimana markasnya."

"Markas? Mereka itu buronan?"

"Enggak tahu. Tapi aku yakin orang-orang ini gak akan macam-macam. Mungkin cuma menggertak? Karena sampai sekarang, gak ada yang terjadi kan?"

"Kamu terlalu menyepelekan mereka. Kalau udah bergerak dan berhasil menculikmu, kau baru menyesal."

"Aaah aku lapar lagi." Aku mengalihkan pembicaraan. Lama-lama Winwin semakin memojokkan ku.

"Lihatlah berapa banyak makanan yang kau lahap hari ini, Jung Chaeyeon?"

"Aku mau nambah daging asap dan mandu boleh gak?"

"Terserah kamu aja."

Aku melambaikan tangan pada pelayan untuk memesan makanan baru. Mungkin satu porsi daging asap bi membuatku kenyang.

Entahlah sudah seminggu ini nafsu makan ku bertambah dua kali lipat. Aku bahkan kelelahan harus terus menyunyah makanan yang sebenarnya aku juga sudah enggan untuk melahapnya.

"Kamu mau apa?"

"Enggak. Aku udah kenyang."

"Oke," aku menganggukkan kepala dan mempersilahkan pelayan untuk pergi, setelah mencatat pesanan ku.

"Tubuhmu kurus ya Win."

"Hei barusan kau body shamming padaku!"

"Maaf-maaf aku cuma bercanda. Tubuhmu bagus kok."

"Aku akui tubuhku gak sebagus Jaehyun."

"Hubunganmu dengan suamiku baik-baik aja kan?"

"Kenapa emangnya?"

Stuck Misunderstood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang