Seperti janji Eunwoo kemarin, dia benar menjemputku dan sekarang kami sudah berada di Rumah sakit temannya lelaki ini.
Terhitung tiga puluh menit aku mewawancarai dokter umum, dengan memasukkan poin-poin penting pembahasan tentang apa yang dilakukan dokter dan hal apa yang perlu dihindari selama menangani pasien.
"Saya yakin, kamu sudah belajar kan. Bahwa sebelum melakukan apapun pada pasien, seorang dokter harus meminta izin dari pihak keluarga. Dan tidak semua dokter bisa menghandle pekerjaan orang lain, terutama kalau tidak pada bidangnya."
"Benar dok. Itu materi umum yang kami dapat di semester enam, lebih tepatnya pada pembahasan sikap abdi seorang dokter."
"Kamu mengingatnya dengan baik."
"Itu tidak akan pernah saya lupakan. Semua materi saya catat dan hafal, walaupun dosen tidak meminta." Aku tersenyum sekenanya.
"Mulai besok, kamu bisa ikut saya praktek di rumah kalau ingin."
"Benarkah? Saya boleh terjun langsung menyaksikan dokter praktek?"
"Tentu saja. Bahkan kamu boleh ikut andil membantu."
Dari perkataannya yang ini, aku tidak bisa untuk tidak tersenyum bahagia. Jelas, baru pertama kali datang sudah disambut seantusias ini.
"Terima kasih dokter! Anda adalah dokter terbaik yang pernah saya kenal."
Dokter bernametag 'Kim Dong Jun' itu tertawa. "Ahaha! Kamu bisa saja, Jung Chaeyeon."
"Serius, dok. Saya akan sangat berterima kasih kalau dokter berkenan memberikan nilai plus di akhir penelitian saya." aku mencoba bernegosiasi.
"Tentu! Bahkan saya bisa memberi apapun yang kau mau, itu bukan masalah."
Aku sampai bertepuk tangan saking bahagianya. "Dokter memang rendah hati."
"Besok, saya akan menjemputmu di jam sepuluh malam."
"J-jam sepuluh malam?"
"Hm. Kenapa? Kau keberatan?"
"B-bukan begitu, masalahnya.." aku melirik sekilas ke arah Junghwan yang masih asik bermain dengan robot kesukaannya.
"Ah, anakmu?"
"Benar dokter. Apa saya boleh membawanya?"
"Tentu saja. Istriku pasti senang dengan kedatangan anak tampan sepertinya."
Kalau sudah seperti ini, aku akan sangat bersyukur pada Tuhan. Sudah dipermudah dalam segala urusan, sekarang bahkan nilai seakan berpihak padaku.
Mungkin kehadiran Junghwan menjadi nilai tambahnya. Dia adalah sebuah keberuntungan atas hidupku—malaikat yang Tuhan turunkan untuk memberikan kemudahan.
Semoga, observasiku lancar sampai selesai!
"Kau kesini dengan siapa?"
"Teman, dok. Dia juga sedang penelitian disini."
"Mengambil jurusan apa dia? Perawat?"
"Dokter spesialis Jantung."
"Wuah, pasti temanmu pintar ya?"
"Bukan hanya pintar, dia juga tampan."
"Kalau dengan saya, lebih tampan mana?"
Kalau aku boleh jujur, sudah jelas lebih unggul Eunwoo kemana-mana. Namun karena ini untuk nilai, berdusta sedikit demi kebaikan tak apa kan?
"Jelas dokter di atas segalanya."
"Ahaha!" beliau tertawa lagi. "Kita lihat saja, Jung Chaeyeon. Kira-kira setelah ini, apa kamu akan tetap memujiku baik dan tampan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck Misunderstood [END]
FanfictionTerjebak dalam situasi seperti ini membuatku menyesal. Jaehyun ft. Chaeyeon