Pagi ini, aku dikejutkan dengan bel apartemen yang terus berbunyi dengan tak sabaran. Padahal barusan aku tengah bermimpi bertemu lelaki tampan, tapi seseorang mengacaukannya begitu saja.
"Sebentaaar.." sambil berlari, aku mengikat rambut dan membersihkan kotoran disekitar mata.
"CHAEYEON!"
"Astaga, Rosé!" Gadis ini memelukku secara tiba-tiba dan langsung memasuki apartemen, begitu ku buka pintunya.
"Chaeyeon! Kau sahabatku, kan?"
Aku mengerutkan dahi. Kenapa dia tiba-tiba seperti ini? Jelas-jelas setiap kami bertemu di kampus, aku selalu ribut kecil dengannya walaupun hanya bercanda.
"Kenapa nih?"
"Aku mau ke Selandia."
"Oh," balasku, tapi sedetik kemudian membelalakkan mata. "Apa?! Kau mau balik ke Selandia?!"
"Iya. Udah dua tahun aku gak kesana dan orang tua ku akan nekat datang kesini kalau aku terus mengelak."
"Dan kamu mau nitipin Junghwan lagi sama aku?"
"Please ya.. cuma kamu yang bisa ku mintai tolong."
"Emang Jiho kemana?"
"Gila aja dia baru lahiran dua hari yang lalu terus aku malah nitipin Junghwan ke perempuan itu? Sama aja aku mempersulit kehidupannya, tahu!"
"Kehidupanku juga sulit astaga! Apa kamu gak mikir sebentar lagi aku skripsi dan wisuda?!"
"Tolong ya? Setelah urusan disana selesai, aku balik lagi kesini kok."
"Makanya cepat menikah! Jangan langsung bikin anak. Ribet kan urusannya kalau udah kayak gini?"
"Cuma satu bulan, oke?"
"Kemana ayahnya? Aku mau memberi dia pelajaran agar bertanggung jawab!"
Rosé mencebik. "Ayolah.. kamu kan baik."
"Iya-iya oke."
"Yes! Terima kasih!"
"Lain kali jangan gegabah! Kamu pergi ke club' saat depresi tanpa memikirkan dampaknya. Sama aja merusak diri, tahu?"
"Ya ampun ini udah delapan puluh dua kali kamu bilang begitu, aku muak tolong."
"Dimana anakmu?"
"Di apartemen."
"KAMU NINGGALIN DIA SENDIRI DISANA?!"
"Jangan teriak-teriak ih!" Rosé memukul kecil bahuku. "Anakku sama Yuju. Aku nitipin Junghwan sama dia karena buru-buru."
"Dokyeom gak marah? Dia kan benci anak kecil."
"Gak suka bukan berarti menghindar, iya kan? Lelaki itu gak mungkin tiba-tiba membunuh anakku tanpa sebab."
Memang, hampir semua teman kampusku sudah berkeluarga dan tidak lajang lagi, kecuali aku dan Rosé. Perempuan ini hamil tanpa suami karena kesalahan pada malam itu yang membuatnya mengandung benih milik orang lain.
Dan sampai sekarang, keluarga Rosé pun belum tahu asal-usul bagaimana Junghwan bisa terbentuk. Kalau keluarganya tahu, mungkin Rosé akan dihukum dan tidak akan diperbolehkan terbang ke Seoul lagi—sementara sahabatku ini belum wisuda.
Tidak tahu kenapa dia mengulur-ulur waktu, padahal tinggal sidang. Perjalananku saja bahkan masih panjang, belum koas dan sebagainya untuk benar-benar mendapatkan gelar Dokter dan izin praktik.
"Ya-ya. Terserah kamu aja."
"Tenang, nanti aku bawa oleh-oleh kok kesini. Kamu mau apa?"
"Cowok ganteng, ada?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck Misunderstood [END]
FanfictionTerjebak dalam situasi seperti ini membuatku menyesal. Jaehyun ft. Chaeyeon