32| Salah sangka

263 52 47
                                    

"Kayaknya Jaehyun memblokir semua nomor tak dikenal, tuan."

"ITU SEMUA KARENA KAU!! LEE SUDAH MENCERITAKAN SEMUANYA PADAKU DAN KAU HARUS MENDAPATKAN BALASAN AGAR JERA."

Jun bangkit dari duduknya dan menamparku bolak-balik sebanyak empat kali sampai ku rasa bibir ini terkoyak. Aku meringis.

"Jangan macam-macam pada kami!" Begitu katanya.

"Maaf tuan."

"Sebenarnya aku kesal padamu dan ingin menghabisimu, kalau aja dokter gila itu tak menahanku. Dia selalu mengingatkanku bahwa yang ku incar hanyalah Jaehyun."

-

Ada apa nih hyunk? Tebak-tebakan ayo!

-Stuck Misunderstood-

Eunwoo terus saja mendesak ku agar segera meminta izin pada Jaehyun tentang acara Mingyu yang akan dilaksanakan besok. Katanya kalau aku benar datang dengan suamiku, dia akan mengajak Gyuri-perempuan yang sedang didekatinya sekarang-sekarang ini.

Aku bingung. Agaknya Jae masih marah padaku karena setiap kali kami berpapasan, dia selalu membuang muka dan seakan tak menganggap ku ada di rumah ini.

Harus bagaimana aku sekarang? Kalau tidak izin, bisa-bisa aku kualat menjadi seorang istri yang tak patuh pada perintah suami.

Pagi ini, tepat pukul enam aku sudah selesai dengan semua pekerjaan rumah, termasuk menyuci baju, membuat sarapan dan menyiapkan pakaian Jaehyun serta Junghwan yang hari ini sudah mulai masuk sekolah lagi.

Rosé mungkin masih tidur, dan aku sama sekali tak berniat untuk membangunkannya. Aku sangat mengerti bagaimana sulitnya menjadi ibu hamil, apalagi single parent sepertinya.

Jaehyun tak mengetahui bahwa aku seminggu ini tidur di sofa ruang tengah, karena pagi harinya aku selalu terbangun pukul lima pagi, jadi ketika suamiku bangun, aku sudah siap dengan segalanya.

Dia tahunya aku tidur bersama Rosé. Semoga saja Jaehyun percaya tentang alasanku tak ingin tidur bersamanya karena menemani perempuan hamil sepuluh Minggu tersebut.

Suara pintu terbuka mengalihkan atensi ku. Jaehyun keluar dengan setelan kerjanya bersama Junghwan yang juga sudah rapi.

"Selamat pagi bunda sayang!" Seru anak itu. Aku membalasnya dengan senyuman. "Selamat pagi. Jung tampan! Ayo sarapan dulu."

Ayah dan sang anak itu duduk di kursi meja pantry berhadapan denganku. Mereka mulai sibuk dengan sarapannya sedangkan aku menggigit bibir bingung ingin berbicara terus terang atau tidak.

"Ngomong aja."

"Huh?" Sepertinya Jaehyun menotice kegelisahan ku.

"Apa yang mau kamu bicarakan?"

"Itu.. besok, Mingyu menikah di daerah Andong dan rencananya aku mau datang sama Eunwoo. Apa boleh?"

"Berdua aja?"

"Hm. Tadinya aku mau ngajak kamu tapi takutnya kamu sibuk soalnya acaranya pagi, jadi aku berangkat sama Eunwoo."

Stuck Misunderstood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang