49| Rasa takut dan Kecewa

335 73 20
                                    

Aku tak percaya bahwa Jun mau maunya ku bodohi perihal alasanku membenci Jaehyun. Agaknya, dia terpancing dengan semangatku yang berkata akan membunuh suamiku sendiri. Padahal jelas sekali itu tidak mungkin ku lakukan.

Setelah empat hari kami habiskan untuk diskusi tentang alasan mereka membenci suamiku, dia menerima ku begitu saja dan bahkan memberikan ponsel untukku menghubungi Jaehyun agar lelaki itu datang menemui ku. Tentu saja ku manfaatkan dengan baik. Seperti mempengaruhi Jaehyun agar tak terpancing ucapan orang lajn, mungkin?

Tapi asal kalian tahu. Bahkan meski aku berada di kubu mereka pun, aku tak diperkenankan melihat wajah Jun dan nona Lee, terkecuali dokter Kim karena aku memang sudah mengenalnya.

Semuanya butuh perjuangan. Nona Lee tak bisa percaya begitu saja padaku dan takut aku justru malah menggagalkan rencana mereka. Tapi perlu kalian ingat. Aku adalah perempuan yang pandai ber-drama. Ya meski harga diriku harus dipertaruhkan dengan bersujud di kaki nona Lee agar mempercayaiku.. itu tidak masalah.

Setidaknya aku berhasil mengelabui mereka dan aku yakin Jaehyun akan baik-baik saja setelah ini.

"Kau harus memerankan karakter dengan baik, Jung Chaeyeon!" Gumam ku menyemangati diri sendiri, sebelum memasuki ruangan Jun untuk sekadar memberikan informasi.

"Bagaimana, Jaehyun?" Todong nya langsung, begitu aku berhasil berdiri di hadapannya.

"Dia nggak percaya kalau aku yang mengiriminya pesan pagi tadi."

"Kau kasih fotomu aja sama dia biar percaya. Atau kalau perlu kalian video callan."

"Kayaknya Jaehyun memblokir semua nomor tak dikenal, tuan."

"ITU SEMUA KARENA KAU!! LEE SUDAH MENCERITAKAN SEMUANYA PADAKU DAN KAU HARUS MENDAPATKAN BALASAN AGAR JERA."

Jun bangkit dari duduknya dan menamparku bolak-balik sebanyak enam kali sampai ku rasa bibir ini terkoyak. "Jangan macam-macam pada kami!"

"Maaf tuan."

"Sebenarnya aku kesal padamu dan ingin menghabisi mu, kalau dokter gila itu tak menahannya. Dia selalu mengingatkanku bahwa yang ku incar harusnya Jaehyun."

"Kenapa dia melakukan itu tuan?"

"Karena apa lagi? Ya karena kau! Kayaknya dia belum puas hampir menyetubuhi mu malam itu dan akan melakukannya lagi setelah misi ini selesai." Katanya skeptis. "Sudah kan?"

"Iya tuan."

"Kembali ke kamarmu. Jangan lupa kirim screenshot chatan kalian. Walaupun aku mempercayaimu, tapi aku masih tetap mencurigaimu, Jung Chaeyeon-ssi."

"Secepatnya akan saya kirim, tuan." Aku merunduk dan segera pergi dari ruangannya.

Jangan kalian pikir kami masih berada di gudang tua tempat pertama kali aku diculik. Sekarang kami tinggal di rumah Jun yang berada berwilayah di desa kota Busan. Lebih tepatnya daerah penduduk yang masih mengenal cocok tanam atau sebut saja pelosok negeri.

Nona Lee berada di Seoul, karena dia yang bertugas memantau Jaehyun selama ini dan aku hanya menjalankan misi untuk mengajak Jaehyun bertemu di rumah ini.

Astaga. Bahkan aku belum sama sekali mengirim pesan pada Jaehyun. Aku hanya takut, rencanaku menyelamatkan dia justru berujung tidak baik atau malah berbalik haluan.

Setelah sampai di dalam kamar, aku langsung menghadapkan diri di depan kaca. Melihat perutku yang mulai menonjol walau masih terlihat samar.

"Hai Jeanna, Jeffrey. Kalian baik-baik aja kan?" Ku usap perut ini dengan gerakan memutar. "Maaf ya, bunda harus berbohong pada semua orang. Bunda harus menjadi orang yang bajingan agar ayahmu baik-baik aja."

Stuck Misunderstood [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang