Sungguh, ini hari terbahagiaku. Setelah mengerjakan tugas selama bertahun-tahun untuk memenuhi permintaan dosen, akhirnya aku di perbolehkan membuat skripsi mulai hari ini. Padahal, baru beberapa hari yang lalu aku bertanya pada Mingyu kapan wisuda—ternyata setelah menyerahkan tugas terakhir, mulai besok aku sudah diperbolehkan menyusun skripsi.
"Kenapa nih kak? Bahagia banget kayaknya."
"Oh, itu aku—ASTAGA? JUNG JENO??" kataku terkejut, ketika melihat Jeno yang entah sejak kapan datang dan mengambil tempat di sampingku.
Refleks, aku memeluk Junghwan dengan erat. "Kenapa kesini?"
"Cuma mau duduk, nungguin seseorang. Kakak sendiri, ngapain disini senyum-senyum sampai Junghwan di cuekin?"
"Ya.. Lagi bahagia aja." ah iya, aku belum menanyakan ini sama dia. "Jeno, kamu adiknya Jung Jaehyun?"
"Loh, kak Chaey kenal kakakku?"
"Kenapa gak bilang dari awal kalau kamu adiknya?"
"Kakak gak bertanya sih, jadi aku juga gak akan ngasih tahu."
"Ah, begitu ya."
"Kak Chaey kenal kak Jaehyun darimana?"
"Gak sengaja ketemu waktu itu."
"Jadi, kak Jeno ini adiknya paman Jaehyun ya Bun?" Junghwan sepertinya me-notice percakapan kami. "Iya sayang."
"Eh, Junghwan kenal kak Jaehyun juga?"
"Iya kak! Paman Jaehyun baik banget sama Jung. Kemarin Jung ke kantornya paman terus main dengan paman Yuta."
"Kakak ngapain ke kantor kak Jaehyun? Sedekat apa kalian?"
"Loh, emangnya kenapa?"
"Baru kali ini kak Jae bawa perempuan ke kantornya. Kalau mommy ngelihat, bisa berpikir macam-macam."
"Masalahnya? Lagian, kakakmu itu udah tunangan kan sama sekretarisnya?"
Entah apa yang lucu, Jeno tertawa. "Tunangan? Sama sekretarisnya? Aku rasa itu mustahil."
"Mustahil?" beo ku. Jeno mengangguk. "Terakhir kali kakakku bertunangan kayaknya tujuh tahun yag lalu, itu pun gagal. Dari situ hatinya beku banget, risih sama perempuan dan mendadak berubah dari sikap aslinya. Jadi, gak mungkin kak Jae tunangan sama sekretarisnya, apalagi perempuan itu kak Luda. Kalau bukan karena usulan kakak perempuanku menawarkan asisten untuknya, mungkin dia bakal terus jadi lelaki workholic demi ngelupain masa lalu."
Sudah ku bilang, Jeno ini walaupun kita tak bertanya lebih lanjut dia dengan suka rela memberi informasi sebagai bonus pembicaraan.
"Bunda, ayo kita makan siang bareng. Ajak paman Jaehyun juga sekalian supaya ramai." untuk usulan Junghwan yang ini, aku menolak keras. Sudah tahu untuk saat ini aku sedang menghindari orang-orang terdekat Jaehyun, namun anak ini malah membuat usaha yang belum ku mulai runtuh begitu saja.
"Tapi.. Kak Jeno mau pergi sama pacarnya, iya kan Jen?"
"Kata siapa? Aku cuma mau ketemu kak Xiaojun kok, tuh anaknya lagi jalan kesini."
"Halo, kak Chaey!" sapa Xiaojun saat kini berada di depan kami. "Eung, hai."
Selagi Jeno mengobrol, aku memutar otak akan apa sehabis ini.
"Sayang, kita makan dirumah aja ya?"
"Tapi bun.."
"Paman Jaehyun lagi sibuk banget kayaknya. Kan Junghwan tahu, paman Jae itu pekerja keras. Jadi kita gak boleh ganggu beliau atau nanti paman malah gak mau ketemu kita lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck Misunderstood [END]
FanfictionTerjebak dalam situasi seperti ini membuatku menyesal. Jaehyun ft. Chaeyeon